Akibat Luapan Sungai Siak, 300 Rumah Warga di Pekanbaru Terendam Banjir

Senin, 04 Desember 2017

Sejumlah anak sekolah saat berangkat ke sekolah mengarungi genangan air di wilayah Rumbai Pesisir Pekanbaru, Senin (4/12). Foto istimewa

Riauaktual.com - Tidak kurang dari 300 rumah warga di wilayah RW 02, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, direndam banjir, Senin (4/12).

Genangan air tersebut merupakan luapan air Sungai (Sei) Siak, yang membuat warga terus waspada.

Hingga saat ini, banjir masih merendam rumah warga. Beberapa warga tampak menaikkan barang-barang di dalam rumah ke tempat yang tinggi.

Menurut keterangan warga yang terkena banjir, genangan air sudah berlangsung sejak sepekan lamanya.

"Sejak Jumat (1/12) lalu air mulai naik. Ada 300 KK (kepala keluarga) yang terkena banjir. Rumah, masjid dan lainnya ikut terendam," ujar Nanda (38) warga setempat.

Dia mengaku, air mulai pasang pada siang hari hingga sore. Namun pada paginya, mulai surut kembali.

Di khawatirkan warga, air naik pada malam hari, sehingga menjadi sulit memindahkan barang di rumah.

"Kadang kami cuma tidur ayam. Takut air naik. Biasanya paling tinggi sekitar 50 sentimeter," katanya.

Sementara itu, warga lainnya, Azhari, mengaku khawatir terhadap serangan penyakit akibat genangan air tersebut.

"Airnya bikin gatal-gatal. Takutnya lagi serangan DBD (demam berdarah dengue)," ujarnya.

Sejauh ini, warga mengaku belum ada yang mengungsi ke tempat lain. Mereka mengaku bertahan apabila air masih belum terlalu tinggi meluap.

"Yang ngungsi belum ada. Tapi kami tetap waspada. Tenda posko sudah ada didirikan satu. Namun bantuan dari pemerintah belum ada," akui Murni.

Dia menambahkan, luapan air Sungai Siak ini memang sudah sering terjadi. Sehingga warga sudah biasa merasakan hal tersebut.

"Hanya saja saat ini kami berharap ada perhatian pemerintah," ucapnya.

Sementara itu, sekitar pukul 12.30 WIB, anak-anak tampak pulang dari sekolah. Para pelajar terpaksa menjinjing sepatu agar tidak basah.

Febri salah satu anak sekolah dasar setempat, mengaku terkendala ke sekolah akibat banjir tersebut.

"Ya, mau tak mau arus arungi banjir ke sekolah. Buka sepatu pulang pergi sekolah," jawab Febri.

Meski demikian, tidak menyurutkan semangatnya untuk pergi belajar ke sekolah.

"Guru kami memperbolehkan pakai sendal, karena keadaan banjir ini," ujarnya.

Dari pantauan, Sei Siak terlihat mengalir cukup deras tidak seperti biasanya. Itu disebabkan curah hujan cukup tinggi beberapa hari belakangan ini. (IG)