Ucapkan Kata-Kata Autis Dalam Menilai Pemimpin, Intsiawati Ayus dikeritik

Selasa, 29 Maret 2016

komentar warga terkait pernyataan autis yang dilontarkan Intsiawati Ayus

PEKANBARU (RA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Provinsi Riau Intsiawati Ayus dikeritik lantaran menyamakan istilah "autis" untuk pemimpin yang asik dengan diri dan kelompoknya, serta tidak mau mendengar aspirasi masyarakatnya.

Lantaran ucapan autis yang dilontarkan beberapa pemberitaan yang dimuat beberapa media online tersebut langsung mendapat komentar pedas dari beberapa pembaca. Bahkan netizen menuliskan alih-alih mengedukasi tentang austime sebagai gangguan tumbuh kembang pada anak, Intsiawati Ayus malah terkesan menjadikannya sebagai bahan olok-olok.

"Eeehhh eeeh hati2 kalau bercakap sikit. Bercakaplah sedikit santun kl ndk bisa sopan. Pengistilahan autis dlm kalimat tsb sangat tdk tepat," tulis Juli Endri disalah satu tautan Facebook, selasa (29/3/2016).

Komentar lain juga datang pengguna facebook Irwansyah Tanjung "Hebat betul antum..macam yang beres dan hebat aja.. saya makin kagum dgn senator hebat ini..semua bisa di omongin sama dia tapi realisasinya habis di omongan doang...kalo berani majulah jadi walikota perempuan," cecarnya.

Sementara salah seoarang warga, Adi, yang anaknya pernah menderita gejala autis berujar, sebagai seorang yang dipilih masyarakat menduduki kursi DPD, seharusnya Intsiawati Ayus memastikan terlebih dahulu agar ucapan yang dilontarkan oleh dia tidak menyinggung anak yang tidak bersalah ataupun melukai hati orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

"Dengan menggunakan kata autis sebagai kata cemoohan, maka itu melukai perasaan kami. Mungkin bisa jadi bertambah lagi olokan masyarakat terhadap anak kami," tuturnya, ketika berbincang bersama Riauaktual.com.

"kata-kata autisme bukan sebuah bahan lelucon, autisme bukan sebuah ejekan. Ia adalah sebuah gangguan tumbuh kembang pada anak yang memerlukan penangan khusus dan penerimaan dari masyarakat, bukan dijadikan cemoohan atau ejekan," tandasnya.

Sebagaimana diberitakan salah satu media online riausatu.com, masyarakat Kota Pekanbaru diminta tidak memilih calon pemimpin yang "autis" dan pekak badak. Pemimpin yang asik dengan diri dan kelompoknya, serta tidak mau mendengar aspirasi masyarakatnya.

Pernyataan itu dilontarkan oleh Intsiawati Ayus, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Provinsi Riau, dalam acara diskusi dengan puluhan anggota Grup WhatsApp Cakaplah di Kafe Roso Lawas Pekanbaru, Ahad (27/03/2016) siang.

"Konsep kepemimpinan itu sederhana saja. Seorang pemimpin harus banyak mendengar, baru bercakap," tegas Intsiawati yang disambut applus hadirin antara lain Noviwaldy Jusman, Indra B Syukur, Agung Nugroho, Eka PN, Anthony Harry, Asril Darma, Luzi Diamanda, Ahmad Rodhi, Mardisna Husin, Edi Liem, Mohd Hasbi, dan Novrizon Burman.

 

Laporan : DWI