Luhut berharap penanganan aksi teror jangan mirip Damkar

Luhut berharap penanganan aksi teror jangan mirip Damkar
Menkopulhukam Luhut Binsar Panjaitan

NASIONAL (RA) - Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan mengatakan saat ini aparat keamanan TNI dan Polri terus melakukan pencegahan aksi terorisme yang kemungkinan terjadi di Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah ingin revisi undang-undang terorisme segera disahkan untuk menciptakan stabilitas keamanan.

Luhut juga berharap penanganan aksi teroris tak terlalu lama. "RUU Antiteror aparat keamanan mempunyai imperatif diduga pelaku teror ditangkap beberapa lama untuk diinterogasi, kalau tidak salah yang dilepaskan. Tapi kalau tidak diinterogasi kita akan kayak petugas pemadam kebakaran, kalau sudah terjadi baru beraksi. Pencegahan diutamakan, seperti bulan Desember kami dideteksi sudah mencegah tapi kejadian Januari, serangan ini di Thamrin," kata Luhut saat memberikan kuliah umum di Kampus Institut Teknologi Bandung, Bandung, Jumat (18/3).

Dia menyebutkan sudah ada 70 serangan teroris di sejumlah 20 negara di luar negeri, termasuk aksi teror bom Thamrin yang diklaim dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun pihak ISIS di Suriah tak mengakui aksi serangan teroris di Thamrin.

"Kemarin di Thamrin diklaim ISIS padahal belum diterima di Baghdadi mereka bukan khilafah ISIS, tapi pelaku bertanggungjawab adalah ISIS," kata dia.

Selain itu, dia menjelaskan penanganan aksi teroris berbeda di luar negeri. Sebab pemerintah ingin penanganan dan pencegahan aksi teror melalui pendekatan agama dan budaya.

"Kita pernah diminta negara-negara gabung militer untuk serang teroris tapi kita tolak. Itu bukan cara kita. Koordinasi PPATK, Polisi, TNI, Densus kerjasama intelijen, bulan April bisa diketahui kegiatan narkoba dan teroris," tandasnya.

Dia menambahkan, bahwa aksi teroris yang terjadi di Thamrin, Jakarta direncanakan melalui Lapas Nusakambangan. Narapidana teroris Maman Abdurahman bisa berkomunikasi dengan pelaku teror di luar lapas. Sebab, mereka bisa menggunakan telepon dan email.

"Makanya maksimal security diperketat, biar mereka (teroris) tak bisa berhubungan di luar. Habis itu kami telepon yang ditemukan ada 14 panggilan telepon sama pelaku teror," tandasnya. (merdeka.com)
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index