Dana desa diklaim mampu tekan ketimpangan kaya dan miskin di daerah

Dana desa diklaim mampu tekan ketimpangan kaya dan miskin di daerah
ilustrasi

NASIONAL (RA) - Kemiskinan dan ketimpangan antara masyarakat kaya dan miskin masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) pemerintahan Jokowi-JK. Berbagai carapun dilakukan agar ketimpangan warga maupun ketimpangan antara daerah bisa diatasi. Bahkan, Presiden Joko Widodo kerap meminta semua kebijakan penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan betul-betul dijalankan secara terpatu, terintegrasi antar lembaga.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengaku siap menjalankan dan mensukseskan arahan presiden. Dia optimis, program dana desa dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi bahkan menekan sekecil mungkin angkat ketimpangan nasional, khususnya di kawasan pedesaan.

"Pelaksanaan program dana desa yang baru berjalan setahun dan dengan jumlah dana yang relatif kecil tapi terbukti mampu menghasilkan dampak nyata dalam mengurangi angka ketimpangan di desa, gini rasio di desa turun dari 0,33 persen menjadi 0,27 persen, berkurang cukup drastis hingga 0,06 persen, jelas hal ini menunjukkan bahwa dana desa menjadi salah satu program andalan bagi pemerintah dalam menanggulangi masalah ketimpangan dan kemiskinan," ujar Marwan di Jakarta, Kamis (17/3).

Marwan optimis, upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah ketimpangan dan kemiskinan akan berjalan lebih baik di tahun ini, lebih cepat dan mencapai sasaran. Sebab, tahun 2016 ini dana desa jumlahnya mengalami peningkatan hingga dua kali lipat lebih dibanding tahun lalu, yaitu mencapai Rp 46,98 triliun dari sebelumnya Rp 20,7 triliun. Dengan jumlah nominal yang jauh lebih besar, Marwan yakin manfaat dan dampak nyata yang dihasilkan dari penggunaan Dana Desa juga akan lebih signifikan dalam mengatasi masalah ketimpangan dan kemiskinan khususnya di kawasan pedesaan.

"Dana Desa selama ini telah terbukti mampu menjadi daya ungkit terhadap perekonomian masyarakat untuk berkembang maju, mampu memberikan dukungan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga 0,5 persen, bahkan ikut pula memperkuat daya tahan ekonomi bangsa menghadapi goncangan krisis ekonomi global dan ketika muncul kekhawatiran akibat kenaikan harga BBM waktu itu, ternyata perekonomian masyarakat di desa-desa tetap berjalan baik karena ada dukungan dari Dana Desa yang menggerakkan aktivitas perekonomian desa," ungkap Marwan.

Selama ini, menurut Marwan, dana desa telah berkontribusi pada peningkatan sarana dan prasarana ekonomi, yakni sarana dan prasarana produksi, pasar desa, perintisan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), dan peningkatan modal masyarakat. Kontribusi dana desa terhadap perintisan BUMDesa terjadi di 28,7 persen desa, yang berhasil membentuk 12.700 BUMDesa baru selain 2.000 BUMDesa yang telah ada, juga ribuan Usaha Bersama Komunitas (UBK) yang memproduksi dan memasarkan berbagai produk kebutuhan masyarakat setempat secara mandiri dan gotong-royong.

Sedangkan kontribusi Dana Desa terhadap peningkatan sarpras produksi terjadi di 6,7 persen desa, peningkatan kondisi pasar desa terjadi di 3,6% desa, dan peningkatan modal masyarakat terjadi di 7,7 persen desa.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, Marwan klaim rata-rata jumlah penyerapan tenaga kerja langsung sebagai kontribusi Dana Desa di bidang pembangunan fisik sebanyak 31 orang/desa dan tenaga kerja bidang administrasi sebanyak 5 orang/desa. Sehingga total tenaga kerja langsung yang berhasil diserap dari penggunaan Dana Desa pada tahun 2015 di bidang pembangunan fisik mencapai jumlah 2.657.916 orang.

"Meski dampak terhadap berapa jumlah jumlah warga miskin yang berhasil dikurangi belum diukur secara pasti, namun dari aspek peningkatan sarpras dan layanan dasar, serta peningkatan sarpras ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, jelaslah bahwa program Dana Desa telah memberikan sumbangsih positif terhadap upaya penanggulangan kemiskinan pada 66,9 persen desa, dan saya yakin jumlah orang miskin yang berhasil dientaskan di desa-desa tersebut jumlahnya mencapai puluhan juta orang, dan hal ini pula yang menyebabkan gini ratio di desa menurun drastis 0,06 persen dari 0,33 persen menjadi 0,27 persen," terang Marwan.

Di tahun 2016 ini, Marwan berjanji lebih mengoptimalkan penggunaan dana desa supaya lebih meningkat lagi peran dan kontribusinya dalam mengatasi masalah ketimpangan dan kemiskinan. Apalagi jumlahnya telah dinaikkan dua kali lipat lebih menjadi Rp 46,98 triliun yang akan disalurkan 2 tahap pada bulan Maret sebesar 60 persen dan bulan Agustus sebesar 40 persen.

"Sesuai arahan Presiden, penggunaan dana desa pada tahun 2016 ini masih diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur desa, yang harus dilaksanakan secara swakelola yang bersifat padat karya, melibatkan warga desa untuk ikut bekerja, menggunakan bahan baku dari desa, uangnya berputar di desa, sehingga manfaat dan dampak ekonominya benar-benar dirasakan oleh warga desa."

Dalam hitungan Marwan, 60 persen saja dana desa bisa direalisasikan secara tepat untuk pembangunan infrastruktur desa, maka akan terbangun 24.500 KM jalan desa, 16.800 unit jembatan desa dan 4.900 KM irigasi desa. (merdeka.com)

 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index