Inilah Upaya P2TP2 Siak Soal Perempuan dan Anak

Inilah Upaya P2TP2 Siak Soal Perempuan dan Anak
Kegiatan konseling kesekolah-sekolah, salah satu kegiatan yang dilakukan P2TPA2A

SIAK (RA) - Sudah lebih setahun Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Siak digawangi oleh orang-orang profesional . Dan selama itu pula 83 kasus sudah ditangani. Mulai dari persoalan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Kekerasan Seksual (KS), Kekerasan Fisik (KF), Anak Bermasalah dengan Hukum (ABH), Penelantaran Anak (PA), Penelantaran Perempuan (PP), hingga Kekerasan Fsikis (KFs).

“Kasus yang terbanyak selama tahun lalu itu ada di KS dan ABH. Dua kasus ini, KS terbanyak ada di Sungai Apit, 15 korban. Dan ABH ada di Tualang, 10 kasus,” cerita sekretaris P2TP2A Kabupaten Siak, Aprizal di kantornya di kawasan jalan Sapta Taruna Siak Sri Indrapura Kamis 17 Maret 2016. Dia ditemani humas P2TP2A Kabupaten Siak, Yusrizal.

Dan di tahun ini kata Aprizal, kasus ABH masih cukup tinggi. Sampai maret sudah 10 kasus. “Faktor penduduk urban, ekonomi dan agama, sangat berpengaruh terhadap kasus semacam ini. Contohnya di Tualang tadi. Ada orang tua yang justru menyuruh anaknya mencuri,” cerita Aprizal.
 
Meski begitu, jumlah kasus tadi kata Aprizal bukan menjadi tolak ukur besarnya persoalan yang ada di satu daerah. Apa lagi di Siak. “Cepatnya penanganan terhadap kasus itu justru yang lebih penting. Sebab yang namanya persoalan semacam ini sudah ada sejak jaman dulu,” katanya.

Lagi pula kata Aprizal, P2TP2A Siak tak hanya sekadar menangani kasus yang ada sampai selesai. Tapi juga terus-terusan memonitor orang-orang yang sudah ditangani, biar kasus yang sama atau kasus lain tidak menimpa orang-orang yang ditangani tadi.

“Alhamdulillah selama ini kami didukung oleh semua pihak. Mulai dari kepolisian, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lembaga pemangku kepentingan lain. Kami keroyokanlah bekerja, termasuk dengan Camat dan Kapolsek  yang menjadi ketua dan wakil ketua Satgas di Kecamatan,” terangnya.

Biar komunikasi terus intens, P2TP2A kata Aprizal rutin menggelar rapat koordinasi dengan lintas pemangku kepentingan. Tiga kali dalam setahun. “Kami juga akan membikin kegiatan periodik sekali atau dua kali sepekan,” ujarnya.

Sampai sekarang kata Aprizal, ada lima orang pengurus di P2TP2A Siak. “Kami berbagi tugas. Nah, untuk bantuan hukum, kami juga punya lawyer, termasuk psikolog. Sebab biasanya, korban-korban kekerasan dan asusila butuh bantuan psikolog,” katanya.

Kalau misalnya penanganan terhadap korban tidak tuntas di kabupaten, P2TP2A akan mengirim korban ke rumah perlindungan sosial anak yang ada di provinsi. Ndak tuntas juga, barulah dikirim ke Bogor Jawa Barat (Jabar).

Dengan keberadaan P2TP2A di Siak, Aprizal berharap masyarakat tidak sungkan untuk konsultasi, diskusi atau melaporkan kasus-kasus yang terkait dengan perempuan anak. “Kita akan sangat welcome membantu. Sebab tujuan kita sama dengan tujuan pemerintah, untuk penyelamatan generasi dan gender yang ada di Indonesia,” terangnya.

P2TP2A juga sangat berterimakasih dengan Pemkab Siak, khususnya Bupati Siak, Syamsuar, yang sudah konsen dan intens memberikan perhatian terhadap pergerakan P2TP2A. “Insya allah kami akan selalu jemput bola dalam penanganan kasus-kasus yang ada,” pungkasnya.

Sebab pada dasarkan tugas P2TP2A yang berada di bawah Badan Perlindungan Pemberdayaan Perempuan Anak dan KB ini kata Aprizal adalah melakukan upaya preventiv (pencegahan) kekerasan terhadap perempuan dan anak, melakukan penanganan curative (penanganan) bagi perempuan dan anak korban kekerasan dan melakukan upaya rehabilitativ (pemulihan dan pemberdayaan) terhadap perempuan dan anak korban kekerasan.

 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index