Inilah Tiga Kemungkinan Kenapa Quick Count Berbeda

Inilah Tiga Kemungkinan Kenapa Quick Count Berbeda
Ilustrasi. FOTO: int

JAKARTA, RiauAktual.com - Fenomena deklarasi kemenangan yang dilakukan oleh capres nomor urut dua, Joko Widodo, mengundang keraguan. Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman mengatakan, ada tiga  faktor yang menyebabkan kemungkinan hasil dari quick count berbeda dengan real count.
 
“Pertama, sampling error yang diakibatkan oleh tidak akuratnya sampel di TPS, sebagai contoh sampel yang diambil ketika dilakukan survei kebanyakan bersumber dari sampel perkotaan, dan melupakan sampel dari pedesaan,” ujar Jajat melalui rilisnya, Jumat (11/7/2014).
 
Jajat lanjut menjelaskan, faktor kedua adalah kemungkinan terjadinya suntikan data secara ilegal, hal ini dapat terjadi dilakukan oleh dua oknum petugas lapangan yang melakukan input data yang tidak benar, atau ada pihak lain yang mengetahui tatacara membuat laporan lembaga survei tersebut, sebagai contoh ada oknum yang mengetahui nomor telpon serta format laporan resmi dari lembaga survei tersebut, sehingga bisa melakukan manipulasi data.
 
Faktor ketiga, dan yang paling penting adalah hancurnya kredibilitas lembaga survey dikarenakan kedekatan lembaga tersebut dengan salah satu calon. "Oleh karena tiga kemungkinan ini, hasil quick count terutama di pemilihan yang selisih antara kandidat kurang dari 10% tidak dapat digunakan sebagai dasar klaim kemenangan. Pak Joko Widodo dan pak Prabowo Subianto seharusnya menyadari hal ini dan menunggu sampai tanggal 22 Juli 2014," tutup Jajat. ***



Editor: Riki

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index