PEKANBARU (RA) - Menjamurnya pedagang petasan sejak memasuki bulan Suci Ramadhan 1433 Hijriah, ternyata berimbas kepada kenyamanan dan ketentraman masyarakat umum. Bagaimana tidak, keberadaan petasan tersebut disalahgunakan bagi anak-anak sebagai mainan untuk mengagetkan orang lain. Dengan demikian, masyarakat dalam melaksanakan ibadah selama Bulan Puasa merasa saat terganggu dengan keberadaan petasan ini.

"Kita minta Satpol PP menertibkan pedagang petasan yang kini semakin menjamur, pada malam pertama taraweh kemarin saja, khusuknya ibadah kita sangat terganggu dengan letusan petasan yang dimainkan anak-anak di pekarangan masjid," demikian dikatakan Ketua Badan Legislasi (Banleg) DPRD Kota Pekanbaru, ketika dikonfirmasi Sabtu (21/7).

Jika pedagang petasan dapat ditertibkan, maka keberadaan petasan di lingkungan masyarakat juga akan berkurang. Namun, jika keberadaan petasan tak dapat ditertibkan oleh aparat, maka ketenangan masyarakat di Pekanbaru dalam melaksanakan ibadah akan terus terganggu. Diperparah lagi, jika orang yang memiliki penyakit jantung, yang sangat rentan dengan suara letusan yang mengagetkan, tentunya dengan ledakan petasan membahayakan baginya.

"Selain mengganggu ketenangan beribadah, juga membahayakan bagi anak-anak, berapa banyak kita terima berita di berbagai media dari tahun ke tahun, korban dari petasan ini ada yang tangannya putus, juga ada yang menyebebkan kebakaran. Dalam hal ini peran orangtua juga sangat penting guna memantau anak-anaknya," kata Zaidir.

Sementara itu, salah seorang pedagang petasan yang berjualan di Jalan Suka Karya Panam, Sukri mengatakan, dirinya tidak menjual petasan yang memiliki daya ledak tinggi, ia mengaku hanya menjual petasan kecil dan juga kembang api.

"Kalau yang ledakannya kuat itu payah kita belinya karena dilarang pemerintah. Kita hanya jual yang kecil-kecil ini saja untuk permainan anak-anak," akunya meskipun dari pantauan memang banyak juga yang menjual petasan dan kembang api yang memiliki daya ledak tinggi. (RA1)