Semakin Diserang Isu Negatif Elektabilitas Prabowo Semakin Tinggi

Semakin Diserang Isu Negatif Elektabilitas Prabowo Semakin Tinggi
Prabowo. FOTO: int

JAKARTA, RiauAktual.com - Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman mengatakan, menjelang Pilpres 2014 isu-isu pesanan akan tetap santer dimunculkan di kalangan publik. Khususnya isu pelanggaran HAM yang disematkan kepada Capres tertentu, namun Jajat menganalisa bahwa masyarakat sudah muak dengan isu-isu murahan seperti itu.  
 
“Masyarakat sudah cerdas dalam membedakan mana isu yang berkepentingan politik dan mana yang bukan, serta mana yang merupakan pencitraan atau fakta. Sekarang masyarakat lebih fokus melihat mana Capres yang memiliki visi dan misi jelas bagi bangsa, ini baru saja terbukti di India. Narendra Modi yang terus menerus diserang oleh isu HAM ternyata bisa menang mutlak,” katanya melalui rilis yang dikirimkan ke RiauAktual.com, Kamis (22/5/2014).
 
Jajat menilai, kejadian tersebut mirip dengan kampanye hitam yang menyerang Prabowo Subianto. Prabowo memang terus menerus diserang oleh pihak tertentu, terutama terkait isu HAM. Menurut Jajat, serangan seperti itu sudah tidak laku dan justru akan membuat elektabilitas Prabowo naik.
 
“Memang saat ini belum terbukti mana Capres yang benar-benar siap dan cocok untuk memimpin Indonesia, namun yang perlu dilihat di sini adalah kita tidak perlu lagi mengungkit masa lalu, justru sekarang kita perlu benar-benar menganalisa Capres mana yang bisa memberikan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia. Isu HAM sudah membosankan, dan sudah terbukti gagal di India, jadi tidak perlu kita ulangi di Indonesia,” tegas Jajat.
 
Menjelang waktu pemilihan yang semakin dekat, berbagai isu negatif mengenai pasangan Capres dan Cawapres akan semakin gencar. Oleh karena itu peran masyarakat dalam menentukan masa depan bangsa akan semakin besar. Indonesia harus fokus terhadap visi dan misi Capres dan Cawapres untuk Indonesia yang lebih baik lagi. ***





(rrm/rls)
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index