Kemarau Panjang, Warga Selatpanjang Beli Air Bersih Rp110 Ribu Per 700 Liter

Kemarau Panjang, Warga Selatpanjang Beli Air Bersih Rp110 Ribu Per 700 Liter
Ilustrasi. FOTO: int

SELATPANJANG, RiauAktual.com - Kemarau panjang yang terjadi sejak hampir dua bulan terakhir mengakibatkan warga Kota Selatpanjang dan sekitarnya mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan minum cuci dan kakus (MCK). Sebagian warga terpaksa antri membeli air bersih dengan harga yang cukup mahal.

Harga air bersih 700 liter di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, mencapai Rp110.000,- atau lebih mahal dengan harga 10 kilogram beras. Kondisi ini terjadi akibat dari musim kemarau yang mulai melanda seluruh wilayah kabupaten termuda di Provinsi Riau ini, bahkan untuk mendapatkannya warga harus masuk daftar antri.

Sebagaimana disampaikan Khairil, warga Banglas, karena sudah lama tidak turun hujan di Selatpanjang dan sekitarnya, makanya air hujan yang tersedia di bak jadi kering.

“Mudah-mudahanlah kondisi ini tidak berlangsung lama, sehingga seluruh masyarakat di daerah ini tidak perlu lagi merogoh kantong hanya untuk mendapatkan air bersih,” ungkap Khairil.

Untuk memenuhi kebutuhan air setiap harinya seperti memasak, mencuci, dan keperluan lainnya, kata Khairil, ia terpaksa merogoh uang hingga ratusan ribu rupiah. Sebab, harga air bersih (sumur bor yang sudah diolah), dijual pedagang keliling dengan harga hingga Rp110.000,- per 700 liter.

“Kalau air redang (air merah/air tanah gambut, red) dijual dengan harga bervariasi, ada yang menjualnya Rp25 ribu, Rp30 ribu hingga Rp50 ribu. Berfariasinya harga air redang tersebut selain tergantung dari jumlah jerigen dalam satu gerobak juga karena kualitas air,” ungkap Khairil lagi.

Sementara itu, selain air sumur bor dan air redang, air hujan harganya lebih mahal lagi karena terlalu sulit diperoleh. Walaupun ada warga yang menjualnya Rp30 ribu per jerigen, namun harga tersebut belum termasuk upah antar.

Hal senada juga disampaikan Selamat (40), warga Sidomulyo Kelurahan Selatpanjang Timur, Kecamatan Tebingtinggi, yang berprofesi sebagai penjual air keliling mengaku kalau dirinya harus memanfaatkan jasa berjualan air secara berkeliling kepada warga yang membutuhkan. Selain membantu warga, jasa menjual air keliling yang ditekuninya itu tidak membutuhkan modal yang besar.

“Selama kemarau ini saya harus berjualan air bagi mereka yang membutuhkan. Kasihan juga kalau masyarakat sudah musim kering begini, tentu payah mereka mau mendapatkan air,” ujar Selamat ketika sedang mengisi air redang ke dalam jerigen.

Dalam sehari saja, kata Selamat, dia bisa menjualkan air dari 6 hingga 7 trip. Tiap trip dihargai sebesar Rp25 ribu dengan jumlah sebanyak 8 jerigen air. Artinya, dalam sehari dia bisa menghasilkan uang sebanyak Rp150 ribu sampai Rp170 ribu. ***



(rrm/merantionline.com)
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index