PEKANBARU, RiauAktual.com - Atas penemuan pabrik pembuatan dan pencetakan pil ekstasi di Kompleks Perumahan Mutiara Blok H, Jalan Imammunandar, Kecamatan Bukit Raya, jutaan apresiasi disampaikan kepada aparat kepolisian, namun tak sedikit pula masyarakat mempertanyakan profesionalisme para aparat kepolisian di Kota Pekanbaru.

"Tentu keberanian membangun pabrik ekstasi di Kota Pekanbaru sudah melalui kajian oleh pelakunya, bahwa memang di Kota Pekanbaru mereka anggap lahan yang bisa dijadikan daerah produksi," ungkap Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Pekanbaru Kamaruzaman SH, Selasa (21/1/2014).

Dengan demikian, Politisi Partai Demokrat ini mempertanyakan profesionalisme aparat kepolisian di Kota Pekanbaru perlu dipertanyakan. Sebab, Kamaruzaman yang memang mitra kerjanya adalah hukum, menilai ada keterlibatan oknum aparat hukum dalam membeking aksi ini.

"Setiap tahun kasus produksi barang haram di Kota Pekanbaru terus terjadi seperti sudah menjadi agenda tahunan. Tentunya kita yakin, ada oknum yang membeking aksi ini. Maka perlu kepolisian dan BNN untuk mengungkapnya," terang Kamaruzaman.

Dengan telah ditemukannya home industri ekstasi di Pekanbaru ini, Kamaruzaman menyebut ini ada jaringan besar. Karena setiap tahun kasusnya selalu ada, maka kepada Kapolresta yang baru, kasus ini merupakan PR untuk segera diselesaikan.

"Ingat, Kota Pekanbaru ini menuju Kota Metropolitan yang Madani, untuk mencapai madani maka harus dituntaskan persoalan narkonba ini. Karena Kota Pekanbaru tak hanya jadi sarang peredaran tapi sudah jadi lahan produksi," paparnya.

Ditambahkannya, dalam pandangan Kamaruzaman kasus narkoba ini lebih sadis dari pada kasus teroris dalam menghancurkan suatu daerah. Maka aparat terkait diminta serius bersama-sama memarangi narkoba.

"Kalau aparat lagi gencar-gencarnya membasmi teroris, maka juga perlu dilakukan pembasmian narkoba ini secara serius menuju Kota Pekanbaru yang madani," pungkasnya. (rrm)