Peringati Hari Ibu

KPPR Gelar Senam Tolak Kekerasan terhadap Perempuan

KPPR Gelar Senam Tolak Kekerasan terhadap Perempuan
Senam Massal di arena Car Free Day yang kemudian dilanjutkan dengan One Billion Rising Dance. FOTO: ade

PEKANBARU, RiauAktual.com - Dalam sejarah, 22 Desember 1928 adalah momentum dimana Konggres Wanita Indonesia pertama diselenggarakan. Konggres yang dihadiri berbagai organisasi perempuan di tanah air ini, membawa peran penting bagi perubahan Indonesia. Perempuan memiliki peranan dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Dan pada konggres ketiga di Bandung, momentum 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu.

Namun pada perkembangannya, khususnya di era Orde Baru, peran perempuan diputarbalikkan. Perempuan dipaksa kembali ke ranah domestik atau rumahtangga. Gerakan perempuan yang luarbiasa besar diberangus dengan cara mengembalikan perempuan pada peran utamanya sebagai ibu dan istri. Perempuan dilarang terlibat di kegiatan publik kecuali sebagai ibu dan istri laki-laki.

"Untuk itu, momen peringatan 22 Desember pada tahun ini, Koalisi Peduli Perempuan Riau (KPPR) ingin mengembalikan hakekat dari Hari Ibu ke esensi awal yang diperjuangkan para perempuan di masa pergerakan dulu," kata Heda Khasmy, koordinator KPPR ketika ditemui di kantornya, Sabtu (21/12/2013).

Pada era Soeharto, lanjutnya, perempuan tidak dapat menyuarakan aspirasi ekonomi, soial dan politik karena dibungkam dan "dirumahkan". Organisasi perempuan dibatasi sesuai dengan jenis pekerjaan suami. Seperti Dharma wanita sebagai organisasi para istri PNS, Bhayangkari sebagai organisasi para istri polisi, PKK dan lain sebagainya.

Untuk memperingati Hari Ibu pada tahun ini, KPPR merayakannya dengan melakukan kegiatan senam massal dan  One Billion Rising Dance di arena Car Free Day, Minggu (22/12). Menurut ketua panitia senam, Widya, kegiatan tersebut disamping merayakan Hari Ibu, juga sebagai ajang kampanye penolakan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan.

"One Billion Rising Dance adalah tarian yang dibawakan oleh 1 miliar manusia di dunia yang menolak kekerasan terhadap perempuan. Selain senam, acara yang diikuti ratusan peserta dari berbagai organisasi perempuan ini, juga melakukan aksi simpatik dengan membagikan bunga mawar, memberi suguhan hiburan akustik, akapela dan puisi dari anggota KPPR dan Forum Anak," terang Widya.

Dijelaskannya, KPPR adalah koalisi yang terdiri dari berbagai organisasi dan individu di Pekanbaru yang peduli terhadap isu perempuan. Diantaranya adalah Rumpun Perempuan dan Anak (Rupari), Yayasan Bunga Bangsa, Divisi Perempuan AJI Pekanbaru dan sejumlah individu seperti Ade Hartati Rahmad MPd, Istiqomah Marfuah, Widya dan perempuan peduli lainnya. (ade)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index