Riauaktual.com - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau telah usai. Sesuai hasil rapat Pleno Rekapitulasi Suara manual oleh KPU Provinsi Riau, Minggu (08/07/18) lalu, memutuskan Paslon Syamsuar - Edy Natar Nasution meraup suara terbanyak yakni 799.289 suara atau 38,20 persen.

Diikuti Paslon Arsyadjuliandi Rachman (Pertahana) - Suyatno (Bupati Rokan Hilir), sebanyak 507,187 suara atau 24,24 persen. Kemudian, Pasangan Firdaus - Rusli Efendi, meraih 416,248 suara atau 19,89 persen. Dan terakhir, Pasangan Lukman Edy - Hardiyanto, meraup 369.802 suara atau 17,67 persen.

Keanehan muncul. Dalam tampilan Hasil Hitung Cepat KPU yang ditayangkan di situs resmi KPU : infopemilu.kpu.go.id/pilkada2018/hasil/cepat/t1/riau, ‎yang terpantau pada Jumat (20/07/18), malah Pasangan Andi - Suyatno yang unggul, meraup 745.389 suara atau 21,96 persen.

Pasangan ini, hanya selisih tipis diatas Pasangan Syamsuar - Edy yang meraih 720.695 suara atau 31,87 persen.

Diikuti Paslon Firdaus - Rusli, sebanyak 435.725 suara atau 19,27 persen. Dan, Lukman Edy - Hardiyanto, sebanyak 359.790 suara atau 15,91 persen.

Atas tampilan data di laman resmi KPU ini, Ketua KPU Riau Nurhamin mengaku belum mengetahui. "Saya baru tahu. Nanti saya cek. Yang pasti kita pakai hasil Pleno resmi 10 hari lalu," jawab Nurhamin, dikutip dari beritariau.com, Jumat pagi.

Menurutnya, jika memang tampilan data itu berubah, diduga kuat ada indikasi pembajakan (hacking, red).

"Bisa jadi kena Hack," sambungnya.

Ia meminta agar perubahan data di fasilitas Hitung Cepat berbasis IT tersebut tidak jadi polemik. Padahal, agenda Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden, akan berlangsung beberapa bulan lagi di tahun 2019 mendatang.

"Jangan dipolemikkan lah. Akan saya telusuri siapa yang input data itu," ujarnya.‎

Sepintas terlihat, perbedaan suara di situs tersebut dengan hasil pleno manual, tampak menonjol di Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Bengkalis. Pasangan Andi - Suyatno unggul telak di 2 daerah itu.