Seorang Wanita Koma Setelah Dipatuk Ular yang Dibelinya

Seorang Wanita Koma Setelah Dipatuk Ular yang Dibelinya
Ilustrasi

Riauaktual.com - Seorang perempuan yang tinggal di kawasan barat laut China terbaring koma dan harus mendapat alat penyokong kehidupan.

Penyebabnya, seperti diberitakan SCMPKamis (12/7/2018), dia dipatuk seekor ular berbiasa yang dibelinya secara daring.

Perempuan yang diidentifikasi hanya bernama Xiaofang itu mendapat luka patuk ketika berada di rumahnya di Weinan.

China Business Report memberitakan, Xiaofang memelihara ular jenis Chinese krait yang banyak ditemukan di China dan kawasan Asia Tenggara.

Awalnya Xiaofang berniat untuk membuat wine ular. Yakni sejenis obat China dengan memasukkan hewan ke alkohol sehingga terjadi fermentasi.

Namun, dia kemudian berubah pikiran dan memeliharanya. Senin (9/7/2018), dia tiba-tiba berteriak sehingga orangtuanya datang.

Xiaofang memberi tahu orangtuanya bahwa krait yang dipelihara baru saja menggigt jarinya. Kemudian dia merasa pusing dan pingsan beberapa jam sesudahnya.

Dia kemudian segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun, di sana Xiaofang dinyatakan berada dalam keadaan koma.

Pihak rumah sakit tidak mempunyai antivenin sebagai penangkal ular dengan nama Latin Bungarus multicinctus itu.

Sebab, ular tersebut bukan jenis yang gampang ditemui di Provinsi Shaanxi. Jadi, rumah sakit harus menunggu pada malam harinya.

Keesokan harinya (10/7/2018), orangtua Xiaofang melapor ke polisi bahwa ular krait tersebut menghilang.

Rabu (11/7/2018), polisi menemukan seekor ular mati yang diyakini krait yang menggigit jari Xiaofang.

Dari rekaman percakapan, diketahui si penjual online sudah memberi tahu Xiaofang bahwa ularnya beracun.

"Sedikitnya informasi seperti toko yang menjual ular itu membuat kami kesulitan melakukan penyelidikan," ujar polisi dalam pernyataannya.

Chinese krait merupakan spesies yang terancam punah sehingga dilindungi di China. Menjual atau menyimpannya merupakan hal ilegal. (Wan)

 

Sumber: Kompas.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index