Curhat Sedih Lukaku, Minum Susu yang Sengaja Ditambah Air

Curhat Sedih Lukaku, Minum Susu yang Sengaja Ditambah Air
Penyerang Timnas Belgia, Romelu Lukaku Photo : REUTERS/Marcos Brindicci

Riauaktual.com - Romelu Lukaku mencatatkan torehan apik saat tampil membela tim nasional Belgia melawan Panama dalam laga Grup G Piala Dunia 2018, Senin 18 Juni 2018 lalu. Dia menyumbangkan dua gol dalam laga yang berkesudahan dengan skor 3-0 untuk keunggulan tim berjuluk Rode Duivels.

Kemahiran Lukaku bermain di lini depan tak lepas dari usaha kerasnya ketika masih anak-anak. Mengalami masa sulit bersama keluarganya, dia ingin membawa perubahan.

Siapa sangka ternyata Lukaku sejak kecil hidup dalam kesulitan. Keluarganya kekurangan uang setelah sang ayah memutuskan pensiun sebagai pesepakbola profesional.

"Saya masih berusia enam tahun, dan saya pulang ke rumah untuk makan siang di waktu istirahat sekolah. Ibu saya selalu menyediakan hal yang sama setiap hari, roti dan susu," tulis Lukaku dalam sebuah artikel di The Players Tribune.

Meski harus selalu memakan menu yang sama, namun Lukaku enggan mengeluh. Dia sadar jika keluarganya kesulitan keuangan. Bahkan dia rela meminum susu yang sengaja ditambah air oleh ibunya agar bisa lebih irit.

"Ibu selalu mencampur air dengan susu. Kami tidak punya uang yang cukup untuk hidup dalam beberapa pekan. Kami hancur. Tidak cuma payah, tetapi hancur," katanya.

Saking sulitnya, disebutkan Lukaku rumahnya kerap mengalami pemutusan listrik hingga tiga pekan lamanya. Untuk mandi saja, ibunya memanaskan air menggunakan kompor, dan dia mengguyur tubuh dengan cangkir.

Melawan Anggapan Negatif

Tampil di Piala Dunia mengenakan jersey Belgia merupakan mimpi Lukaku sejak masih kecil. Meski memiliki orang tua asal Kongo, namun dia lahir di Antwerp dan merasa sudah menjadi orang Belgia seutuhnya.

"Saya ingin menjadi bagian sejarah pemain sepakbola terbaik di Belgia. Itu yang menjadi tujuan saya," tutur pemain berusia 25 tahun tersebut.

Pemain asal klub Manchester United itu bercerita tidak mudah baginya mendapat kepercayaan di Belgia. Sejak kecil, dia kerap mendapat intimidasi secara tidak langsung dari orang tua anak-anak lain.

Tubuh jangkungnya menjadi alasan orang untuk mempertanyakan usia sebenarnya. Hal itu membuat Ibu dari Lukaku harus selalu membawa akta kelahiran untuk memberi bukti langsung.

Ujian tak sampai berhenti di sana. Ketika Lukaku tampil gemilang bersama Anderlecht, media massa membuatnya marah. Sebab, disebutkan di sana dia sebagai striker Belgia keturunan Kongo.

Dia menganggap pemberitaan media massa itu terlalu menyudutkan. Lahir dan besar di Belgia membuatnya merasa sudah seperti pribumi, lantas mengapa harus dikaitkan dengan garis keturunan.

"Jika Anda tidak senang dengan cara bermain saya, itu tak masalah. Tetapi, saya lahir di sini (Belgia). Saya tumbuh di Antwerp, Liege, dan Brussels," imbuhnya.

Dengan segala pembuktian yang sudah dilakukan. Upaya Lukaku membuahkan hasil positif. Kini dia menjadi tulang punggung Belgia di ajang internasional. (Wan)

 

Sumber: Viva.co.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index