Lukisan Erdogan dengan Pisang di Pantat Hebohkan Pameran di Jerman

Lukisan Erdogan dengan Pisang di Pantat Hebohkan Pameran di Jerman
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS

Riauaktual.com - Lukisan berjudul “Turkish Dictator” berwujud gambar Presiden Tayyip Erdogan dengan pisang di pantat memicu kehebohan sebuah pameran seni di Jerman. Lukisan itu akhirnya dihilangkan dari galeri Art Karlsruhe untuk menghindari masalah.

Gallerist Michael Oess, penanggung jawab pameran seni, mengatakan bahwa dia telah menurunkan lukisan provokatif karya Thomas Baumgaertel guna menghindari masalah lebih lanjut.

Baumgaertel adala seniman grafiti terkemuka di Cologne yang dikenal dengan karya pisang yang dicat semprot. Lukisan kontroversial itu bagian dari seri lukisan tentang Donald Trump, Kim Jong-un dan Erdogan. 

”Saya memiliki tanggung jawab tertentu terhadap pengunjung lain,” kata Oess kepada kantor berita Jerman, DPA.
 
Lukisan itu jadi sorotan media setelah seorang wartawan Turki merekam lukisan tersebut dengan ponsel dan menyebarkan videonya kepada publik.

Beberapa wanita juga diduga menyuarakan kegelisahannya karena lukisan itu berlatar belakang  bendera Turki yang bisa memicu persepsi penghinaan simbol negara. Lukisan itu kemudian dijual seharga 5.900 Euro.

Baumgartel, sangat marah karena keputusan untuk menghilangkan lukisannya dari pameran seni itu tanpa pemberitahuan. Dia akhirnya memutuskan hubungan dengan galeri tersebut.

”Tidak benar lagi bahwa semua orang yang menyelipkan ekor di antara kakinya saat populis menghancurkan kebebasan artistik dan kebebasan berekspresi,” kata seniman tersebut kepada DPA, yang dilansir Minggu (25/2/2018).

Koran Turki, Daily Sabah, melaporkan pada lukisan tersebut dipandang publik Turki sebagai serangan “rasis dan vulgar” terhadap Presiden Erdogan. Di Jerman ada sekitar 3 juta warga Turki yang bermukim.

Pada tahun 2016, Erdogan mengajukan tuntutan pidana terhadap komedian Jerman dan pembawa acara TV, Jan Boehmermann, terkait puisi satire tentang presiden Turki.
 
Puisi berjudul “Defamatory Poem” menampilkan referensi seksual dan tuduhan bahwa Erdogan menindas minoritas Turki seperti orang Kurdi dan Kristen. 

Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus mengklaim bahwa puisi komedian tersebut menghina 78 juta orang Turki, dengan melabelinya sebagai "kejahatan serius terhadap kemanusiaan”. (Wan)

 

Sumber: Sindonews.com 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index