Riauaktual.com - Hampir dua tahun ini, Provinsi Riau bisa dikatakan bebas dari bencana asap.

Namun, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih ditemukan meski tidak separah dari tahun-tahun sebelumnya.

Misalnya, sepekan yang lalu, lebih kurang 100 hektar lebih lahan terbakar di wilayah Kabupaten Meranti.

Oleh karena itu, Senin (19/2/2018) Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat karhutla 2018, untuk mengantisipasi terjadinya kembali karhutla.

Penetapan status siaga tersebut melalui rapat koordinasi oleh jajaran Forkopimda Provinsi Riau.

Dalam Rapat tersebut, Plt Gubernur Riau, Wan Thamsir Hasyim secara resmi menyatakan diberlakukannya status siaga darurat penanggulangan bencana karhutla 2018.

Plt Gubri menunjuk Plt Danrem 031/Wira Bima, Kol Czi I Nyoman Parwata sebagai Incident Commander.

"Langkah ini diambil karena dalam beberapa hari ini telah terjadi beberapa kali kebakaran hutan di beberapa daerah di Provinsi Riau. Dan bahkan sudah 3 kabupaten yang menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana karhutla yaitu Palalawan, Bengkalis dan Inhil," terang I Nyoman.

Menurut dia, pencegahan karhutla harus dilakukan sedini mungkin, agar masih bisa teratasi.

"Pembuatan dan pemeliharaan embung dan sekat kanal harus kembali kita tinjau, agar dalam pemadaman kita tidak kekurangan sumber air di lapangan," katanya.

Selain water bombing, embung dan sekat kanal terbukti sangat efektif dilapangan untuk melakukan pemadaman.

I Nyoman mengaku, dalam mengatasi bencana karhutla ini, pemerintah tentunya tidak dapat berjalan sendiri tanpa di dukung oleh masyarakat dan perusahaan yang memiliki alat dan prasarana yang dapat membantu mencegah terjadinya bencana karhutla.

"Kita harap pencegahan dapat kita lakukan secara bersama," tegas I Nyoman.

Sementara itu, dalam rapat ini diikuti oleh Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn) Pekanbaru, Polda Riau, BPBD dan instansi terkait lainnya. (IG)