Kenapa Murid Berani Aniaya dan Tantang Guru Berkelahi?

Kenapa Murid Berani Aniaya dan Tantang Guru Berkelahi?
Ilustrasi belajar. ©2014 Merdeka.com/shutterstock/donatas1205 PERISTIWA | 6 Februari 2018 06:06 Reporter : Eko Prasetya Merdeka.com - Guru me

Riauaktual.com - Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Jika bukan karena guru, tak ada orang sukses dan pintar. Namun, belakangan marak kasus guru dianiaya murid. Bahkan sampai guru tewas.

Ahmad Budi cahyono, guru honorer SMA Negeri 1 Torjun, Desa Jrengik tewas usai dihujani bogem mentah anak didiknya sendiri. HL, siswa kelas IX pelaku penganiayaan tersebut. Ia kesal, ia marah, ia tidak terima ketika pipinya dicoret oleh korban dengan menggunakan cat lukis.

Padahal, saat itu HL sendiri tengah bersenda gurau dengan siswa lainnya dengan cara yang sama. Karena membuat keributan, praktis HL langsung ditegur korban. Tak terima ditegur, HL menghajar Budi.

Selain itu, video berdurasi 30 detik berisi seorang siswa SMP yang menantang gurunya berkelahi menghebohkan warga Kabupaten Purbalingga dan tersebar di media sosial. Di dalam video tersebut terekam seorang siswa yang berbicara menggunakan bahasa Jawa Banyumasan sembari mengacung-acungkan tangan.

Pelajar itu sempat mengucapkan kata-kata yang menegaskan tak segan berkelahi dengan gurunya. Ia juga sempat membuka seragam bertelanjang dada bersiap untuk duel.

Siswa tersebut diketahui kemudian berinisial T (15). Ia tercatat sebagai siswa kelas 8 MTs Ma'arif NU 10 Krenceng Kabupaten Purbalingga. Pangkal luapan emosi pelajar itu, sebab ia kedapatan bolos sekolah lantas dihukum berjalan kaki.

Menanggapi fenomena itu, Guru Besar Sosiologi Universitas Gadjah Mada Sunyoto Usman mengatakan, sebaiknya pihak sekolah memberikan pendidikan budi pekerti lebih maksimal.

"Jadi jangan dikejar asal nilai tinggi saja," kata Sunyoto kepada merdeka.com.

Dia menambahkan, budi pekerti bisa membuat siswa mampu melakukan kemandirian dan menghormati orang yang lebih tua. "Kegiatan itu bisa diisi dengan musik atau drama karena di situ ada keindahan," tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, guru juga tidak hanya memerintah saja. Tetapi, katanya, juga mengembangkan nilai-nilai nonkurikuler.

"Jadi nanti bisa mengembangkan saling menghargai dan kejujuran," katanya.

Jika ada murid nakal, lanjutnya, sebaiknya guru juga menegakkan aturan dengan baik. Jika ada sanksi, baiknya orangtua murid juga diberitahu kesalahan anak mereka.

"Jadi sistem ditegakkan bukan main pukul dan sanksi juga harus diketahui elemen di sekolah," tutupnya. (Wan)

 

Sumber: merdeka.con

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index