6 Kasus Penangkapan Yakuza, dari Mengutil hingga Membunuh

6 Kasus Penangkapan Yakuza, dari Mengutil hingga Membunuh
Yakuza sering mencirikan dirinya dengan tato di sekujur tubuh (Foto: Wikimedia)

Riauaktual.com - KONTRADIKSI pandangan terhadap keberadaan Yakuza tidak membuat Kepolisian Jepang ragu-ragu untuk memberantas gangster tersebut. Meski dikritik oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama bahwa Jepang berlaku toleran terhadap yakuza, polisi tetap menindak tegas aksi kriminal yang mereka lakukan.

Pada 2012, Barack Obama sempat menyatakan akan membekukan aset milik kelompok yakuza Yamaguchi-gumi. Aset milik dua pemimpinnya yang berada di Negeri Paman Sam, dibekukan oleh Kementerian Keuangan Amerika Serikat.

“Kelompok itu menghasilkan miliaran dolar tiap tahunnya dari kejahatan di Jepang dan luar negeri. Mereka terlibat dalam perdagangan narkoba, penyelundupan manusia, prostitusi, pencucian uang, dan penipuan,” kata Kementerian Keuangan AS saat itu.

Seorang penulis tentang Yakuza, Jake Adelstein, juga berpendapat sama. Ia menilai pemerintah Jepang terlalu toleran terhadap kejahatan. Nyatanya, banyak anggota Yakuza ditangkap karena berbagai pelanggaran hukum yang mereka lakukan. Berikut beberapa kasus di antaranya.

1. Kajiyama, 2003

Kajiyama adalah anggota Yakuza yang ditangkap karena praktik lintah darat. Pada 2003, otoritas Swiss berhasil menyita USD68 juta dari rekening bank atas nama Susumu Kajiyama.

2. Klan Yamaguchi-gumi, 2005

Kelompok Yamaguchi-gumi memiliki aset yang luar biasa di Jepang. Pada 2005, aset senilai USD600 ribu milik kelompok yang didirikan Yamaguchi Harukichi itu disita pihak Bea dan Cukai AS dari rekening bank milik Susumu Kajiyama.

3. Tsutomu Takamizawa, 2014

Pemerintah Jepang menjatuhkan hukuman gantung kepada salah satu pemimpin kelompok Yakuza, Tsutomu Takamizawa pada 29 Agustus 2014. Salah satu pemimpin klan dari kelompok yakuza Yamaguchi-gumi itu dihukum mati karena melakukan penembakan terhadap tiga orang.

Sindikat terbesar itu terancam pecah sejak 2015 yang dipicu oleh kekecewaan anggotanya terhadap kepemimpinan Shinobu Tsukasa. Sekira 12 dari 30 orang anggota Yamaguchi-gumi mengancam akan meninggalkan sindikat dan membentuk kelompok yakuza sendiri.

4. September 2016

Kepolisian Jepang pun meningkatkan kewaspadaan mereka akan terjadinya perang internal antarklan yakuza. Hasilnya, lebih dari 900 orang anggota yakuza berhasil diringkus dari dua kelompok yang bertikai, yakni Yamaguchi-gumi dan Kobe Yamaguchi-gumi pada September 2016.

Sindikat terbesar itu terancam pecah sejak 2015 yang dipicu oleh kekecewaan anggotanya terhadap kepemimpinan Shinobu Tsukasa. Sekira 12 dari 30 orang anggota Yamaguchi-gumi mengancam akan meninggalkan sindikat dan membentuk kelompok yakuza sendiri.

Meski saat ini hampir tidak lagi melakukan kejahatan terorganisasi, tindakan kriminal yang dilakukan anggota yakuza mulai menurun ke level kejahatan jalanan. Sebab, pemerintah Jepang mulai menegakkan aturan antigeng demi mencegah berkembangnya kelompok yakuza.

5. Ditangkap karena Mengutil, 2016

Dua orang anggota yakuza tertangkap karena mengutil di sebuah mal di Nagoya. Kedua orang yang ditangkap tersebut berasal dari kelompok Kobe Yamaguchi-gumi yang merupakan pecahan dari Yamaguchi-gumi. Kedua pelaku tertangkap tangan mencuri 198 barang kebutuhan pokok, termasuk beras, semangka, belut, serta makanan siap saji.

6. Shigeharu Shirai, 2018

Yakuza tidak hanya beroperasi di Jepang, tetapi juga luar negeri. Tidak jarang, bos-bos atau bahkan anggota yakuza bersembunyi di luar negeri untuk menghindari penangkapan. Namun, seorang bos yang telah buron selama 15 tahun berhasil ditangkap gara-gara tatonya menjadi viral. Sebagai informasi, tato kerap digunakan oleh yakuza untuk membedakan satu klan atau kelompok dengan klan lainnya.

Bos yakuza bernama Shigeharu Shirai itu melarikan diri dari pihak berwenang setelah dituduh membunuh seorang anggota geng rival pada 2003. Akhir pelarian pria berusia 74 tahun itu bermula saat seorang warga lokal di Thailand mengunggah foto tatonya di Facebook yang kemudian menjadi viral.

Foto tersebut kemudian menarik perhatian Kepolisian Jepang yang berkoordinasi dengan Kepolisian Thailand untuk menangkap Shigeharu di Kota Lopburi pada Kamis 11 Januari. Ia ditangkap atas tuduhan pelanggaran penggunaan visa dan akan diekstradisi ke Jepang dalam waktu dekat.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index