Pemuda Tani Aceh perlu Diberdayaka

Pemuda Tani Aceh perlu Diberdayaka
Alumni magang di Jepang. FOTO: Hasbi

ACEH (RA) - Prioritas utama Pembangunan Pemerintah Aceh 2012 – 2017 adalah pembangunan pertanian, satu hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam pencapaian pembangunan pertanian adalah generasi  muda pertanian, mereka adalah pelaku utama yang memegang estafet pembangunan pertanian.  Bila ingin melihat kemajuan pertanian di Aceh pada 10-20 tahun kedepan, maka indikatornya adalah pemuda tani aceh yang ada sekarang. Sejauhmanakah mereka telah dilibatkan dan melibatkan dirinya dalam dunia pertanian, sebut Drh. Ahdar, Mp kepala BDP saree.

Program Magang  Jepang Bagi Pemuda setiap tahun ada formasi bagi pemuda tani Aceh, rekruitmen calon peserta magang prosesinya  mulai dari verifikasi oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota  yang diteruskan ke Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan atau Dinas/Badan yang membidangi penyuluhan provinsi, selanjutnya diusulkan ke UPT. Pusat lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, seperti BPP Jambi, PPMKP Ciawi dan BBPP Lembang (lembaga ini yang akan melatih calon peserta magang Jepang).  Sebagimana yang dipaparkan oleh Ir. Rosana Suzy  kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie pada 19 Maret 2013 saat mengevaluasi dan memonitoring alumni magang Jepang angkatan 2010 yang berasal dari Kabupaten Pidie.

Hasil evaluasi dari Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementerian Pertanian yang dilaksanakan oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP , Ir, Rosana Suzy , yang akrab dipanggil Ibu Sus menyatakan bahwa alumni peserta magang Jepang dari Aceh dapat dikategorikan termasuk berhasil dimana sebagian besar dari alumni telah dapat berusaha dan mandiri.  Namun yang disayangkan bahwa kurangnya pembinaan dan komunikasi serta koordinasi antara Ikatan Alumni Magang Jepang Aceh dengan instansi terkait di Kabupaten/Kota, sebagaimana yang diutarakan oleh Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie, T. Sabirin, SH,MM, bahwa beliau tidak mengetahui tentang perkembangan alumni magang Jepang Aceh.

Menurut salah seorang alumni magang Jepang, Safrizal, mengatakan bahwa peran IKAMAJA Aceh dalam rangka pembinaan alumi masih dirasakan sangat minim, hal ini terindikasi dari kurangnya pertemuan alumni, dalam tahun 2012 hanya 1 kali pertemuan. Harapan dari Bu Sus selaku Tim Pembina Pusat bahwa Ketua IKAMAJA Aceh harus lebih intensif melakukan komunikasi dengan alumni magang Jepang Aceh, sehingga perkembangan usaha pertanian alumni terus dapat dipantau dan up-dating datanya dapat diketahui oleh instansi terkait dalam lingkup provinsi dan kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/Permentan/OT.140/1/2013 tentang Pedoman Pengembangan Generasi Muda Pertanian, maka peran Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota menyangkut mekanisme, pembinaan dan tatahubungan dalam pengembangan generasi muda pertanian akan lebih kuat.  Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh siap untuk mengusulkan calon magang Jepang Tahun 2014.

“Kita harapkan kepada Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota dapat segera menverifikasi prosesi rekruitment dan mengirimkan usulan melalui Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh untuk selanjutnya diteruskan ke UPT. Pusat lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian agar pihak pusat dapat memverifikasi  calon peserta magang Jepang dari Aceh.” demikian ungkap Drs. Hasanuddin Darjo,MM.

Laporan: Hasbi, Aceh
Editor: Riki

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index