Kisah Haru Pelari Perempuan Cetak Sejarah untuk Ayahnya yang Telah Wafat

Kisah Haru Pelari Perempuan Cetak Sejarah untuk Ayahnya yang Telah Wafat
Mary Joy cetak sejarah lari untuk ayahnya yang telah meninggal (Foto: Viral4real)

Riauaktual.com - Tidak ada yang tahu sampai kapan umur manusia hidup di dunia. Ya, hanya Tuhan. Dan kisah pelari perempuan asal Filipina ini mungkin bisa menginspirasi Anda.

Dilansir dari Viral4real, kisah ini coba membukakan pikiran Anda mengenai kasih sayang seorang anak terhadap ayahnya. Kemudian, kisah ini juga memperlihatkan bahwa doa orangtua itu benar adanya.

Peraih medali emas Southeast Asian Games 2017, Mary Joy Tabal, baru saja pulang dari latihannya di Italia pada 29 November lalu dan berharap bisa bertemu dengan ayahnya. Namun, ayahnya bersikeras agar dia berlatih lebih keras untuk National Milo Marathon. Di percakapannya juga, terucap janji, "Ayah akan menyaksikan pertandingan kamu nanti. Ayah janji."

Tabal yakin dengan ucapan ayahnya itu. Bahkan, Tabal juga mendapatkan nasihat yang akhirnya menjadi motivasi dia untuk bisa menyelesaikan National Milo Marathon.

"Humana kung unsa pria gani ang imong nasugdan, ipadayon (Selesaikan apapun yang Anda mulai, lanjutkan dengan itu, Red)," kata ayah Tabal padanya.

Dan ternyata, nasihat tersebut menjadi nasihat terakhir yang didengar Tabal langsung dari mulut ayahnya.

Singkat cerita, National Milo Marathon ke-41 pun berlangsung. Tabal menangis sejadi-jadinya setelah dia bisa sampai ke garis finish. Pertandingan kali ini terasa sangat emosional dan membuat dirinya sedih yang susah ditutupi.

Pasalnya, 22 jam sebelum pertandingan tersebut digelar, ayahnya, Rolando Sr., meninggal dunia karena serangan jantung. Itu adalah waktu yang paling pahit bagi Tabal. Meskipun rasa senang karena berhasil sampai garis finish, tapi di lain sisi Tabal tetap saja sedang berduka. Btw, kemenangan ini adalah yang kemenanga kelima yang didapatkan Tabal.

Sedikit cerita, setelah mencapai garis finis dan memecahkan rekor, Mary Joy tidak bisa menahan diri untuk tidak jatuh ke tanah. Isak tangisnya tak terkendali dan kesedihannya tak tertahankan. Suasana haru itu benar-benar terjadi di garis finis.

Dia pulang ke rumah tepat setelah balapan dan menempatkan medali di peti mati ayahnya. "Ini saya dedikasikan untuk ayah saya," katanya dalam wawancara yang sama.

Perlu Anda ketahui, pada bulan Agustus 2017, Tabal berusia 28 tahun dan memenangkan medali emas pertama untuk Filipina pada maraton Asian Games 2017 Southeast di Putrajaya. Pada pertandingan itu, Tabal menyelesaikan lomba dengan waktu 2:48:26, jauh di depan pesaingnya.

Dia adalah pelari maraton Filipina pertama yang lolos ke Olimpiade dengan catatan waktu 2:43:29 di Scotiabank Ottawa Marathon pada tahun 2016. (wan)

 

Sumber: okezone.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index