Pihak Sekolah Masih Ngotot Minta Orang Tua Soffan Datang ke SMK Telkom

Pihak Sekolah Masih Ngotot Minta Orang Tua Soffan Datang ke SMK Telkom
Soffan Qital saat didekap Wakapolresta Pekanbaru, Edy Sumardi

Riauaktual.com - Soffan Qital (16), hampir dua minggu ini tidak bisa masuk sekolah mengikuti pelajaran di SMK Telkom.

Kendala awalnya dari pengakuan anak dari Annahdi (62) ini yakni lantaran belum membayar uang pembangunan sebesar Rp2,1 juta.

Sehingga pihak sekolah tidak memperbolehkan Soffan mengikuti ujian mid semester.

Namun persoalan itu dibantah oleh Ketua Yayasan SMK Telkom, Faisal. Dan menyebutkan orang tuanya yang tidak mau datang ke sekolah.

Ketika dikonfirmasi, Selasa (3/10), Faisal menjawab bahwa Soffan Qital memang belum masuk sekolah.

"Belum, kita tunggu orang tuanya datang (ke SMK Telkom)," jawab Faisal.

Ketika ditanya soal hutang pembangunan Rp2,1 juta itu apakah sudah dilunasi oleh keluarga Soffan, dia masih menjawab hanya perlu kedatangan orang tua anak tersebut.

"Kami hanya perlu jumpa orang tuanya," katanya.

Dan ditanya lagi apakah orang tua Soffan sudah pernah datang ke SMK Telkom, Faisal mengaku hingga saat ini belum ada.

"Sudah sering (dipanggil) tapi belum ada jawaban," jawabnya lagi.

Sementara terpisah, Annahdi ketika dikonfirmasi, Selasa (3/10), mengaku sudah mengutus anaknya untuk mengurus masalah sekolah Soffan.

"Soal sekolah, itu abangnya (Soffan) yang paling tua yang datang ke sekolah kemarin. Tapi tidak bisa juga ikut ujian karena belum bayar hutang (uang pembangunan di sekolahnya," jawab Annahdi melalui sambungan telepon.

Hingga kini, bapak berstatus duda delapan anak ini mengaku belum punya uang untuk membayar biaya ujian anaknya Soffan.

"Belum ada uang kami. Sekarang kami sedang buat kebun jagung. Soffan juga bantu saya untuk mencangkul," ujar Annahdi.

Pemberitaan sebelumnya, Soffan putus sekolah karena tidak mampu melunasi uang pembangunan di sekolahnya sebesar Rp2,1 juta.

Hal itu diketahui setelah Soffan cerita kepada Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Edy Sumardi saat menyerahkan bantuan sembako dan uang kepada ayah Soffan (Annahdi) dalam kegiatan Jumat Barokah, Jumat (29/9) lalu.

Di situ Soffan bercerita bahwa sejak 18 September lalu tidak bisa masuk sekolah dan mengikuti ujian mid semester.

Anak kelima dari delapan saudara itu, langsung dipeluk oleh orang nomor dua di Polresta Pekanbaru itu seketika mendengar curhatan Soffan.

"Kita berusaha mencarikan solusi agar Soffan kembali masuk sekolah," kata Edy Sumardi beberapa hari lalu.

Sementara itu, terkait kasus Soffan putus sekolah dibantah oleh Ketua Yayasan SMK Telkom, Faisal. Bantahan itu disampaikannya, Sabtu (30/9) lalu.

"Informasi itu tidak benar. Kita tidak ada memberhentikan. Saya juga terkejut baca berita soal ini," ujar Faisal.

Dia mengaku bukan sekolah yang menelantarkan Soffan, tetapi orang tuanya, Annahdi (62), karena tidak mau datang ke sekolah membicarakan hutang uang pembangunan tersebut.

Ketika ditanya apakah benar Soffan Qital memiliki hutang uang pembangunan sekitar Rp2,1 juta di sekolahnya, Faisal menyatakan benar.

"Kalau tidak salah iya ada utang. Tapi bukan berarti sekolah memutuskan pendidikan anak ini," katanya.

Namun demikian, apabila ada anak yang kurang mampu bersekolah di SMK Telkom, biasanya dibantu atau diberikan keringanan.

"Selaku sekolah swasta, bagi ada anak yang susah (kurang mampu) kita berikan keringanan kalau mengajukan surat permohonan. Kita kan gak tau anak itu susah (kurang mampu) atau tidak.
Kita saja kalau ada siswa yang tidak mampu kita gratiskan," katanya lagi.

Menurut Faisal, tidak mungkin sekolah yang memutuskan sekolah siswa tersebut. Apabila sekolah yang melakukan hal tersebut dia mengaku akan memanggil guru pengajar.

Jadi kata Faisal memang Soffan yang tidak mau datang ke sekolah mengikuti pelajaran dan ujian mid semester.

Selanjutnya dia menegaskan, apabila sudah tiga hari siswa tidak masuk sekolah, maka dipanggil orang tuanya.

"Orang tuanya (Soffan) tidak mau datang. Kalau dia (Annahdi) ada itikad datang ke sekolah kita bantu," jelasnya.

Bahkan Faisal juga meminta Wakapolresta Pekanbaru, Edy Sumardi untuk datang ke SMK Telkom untuk memastikan persoalan yang terjadi Soffan tersebut.

 

Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Berencana Membantu

 

Kasus Soffan putus sekolah karena terkendala biaya, sudah sampai kepada Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Aidil Amri yang menangani masalah pendidikan.

"Rencana kita bantu anak (Soffan) itu. Kita sedang mencari tempat tinggalnya," kata Aidil Amri beberapa hari lalu.

Dia juga mengaku akan melakukan sidak ke SMK Telkom, terkait soal anak putus sekolah tersebut.

"Kita mau sidak. Tapi setelah kita hubungi, pihak sekolah membantah soal itu," kata Aidil. (ig)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index