Inilah Video Asli Evakuasi Jenazah Para Jenderal di Lubang Buaya

Inilah Video Asli Evakuasi Jenazah Para Jenderal di Lubang Buaya

Riauaktual.com - Peristiwa 30 September 1965 tak lepas dari peristiwa lubang buaya. Di situlah jenazah tujuh pahlawan revolusi ditemukan.

Di kawasan itu kemudian dibangun monumen dan museum.

Dibangun di atas lahan seluas 14,6 hektare, museum ini menyajikan bagaimana kengerian PKI.

Tak hanya sebagai museum, tempat ini juga dijadikan tempat wisata ziarah.

Ada beberapa lokasi yang disajikan di dalam monumen ini.

Pengunjung yang datang bisa merasakan bagaimana cerita-cerita kebangkitan PKI pada zaman dahulu.

Berikut Ini video asli evakuasi jenazah pahlawan revolusi berdasarkan arsip nasional RI:

Pemutaran film G30S/PKI menjadi pembicaraan hampir sepekan ini. Polemik pun bermunculan, bahkan ada rencana pembuatan film G30S/PKI versi baru.

Bagaimana pendapat anak-anak jenderal korban G30S/PKI/

"Kalau ada yang paling berhak atas dendam, saya yang paling berhak atas dendam," kata Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas. Dirinya menyakisan bagaimana ayahnya Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo menjadi korban pada serangan 30 September 1965.

"Saya ada di situ, umur saya waktu itu 18," kata Agus saat menghadiri acara Indonesia Lawyers Club - "PKI, Hantu atau Nyata? beberapa waktu lalu.

Akhir-akhir ini pembicaraan tentang serangan 30 September 1965 semakin gencar. Bahkan pemutaran film G30S/PKI itu dilakukan di sejumlah daerah.

Menurut Agus, menuju rekonsiliasi bukan untuk sembarang orang."Rekonsiliasi hanya diperuntukan bagi mereka yang punya peradaban dan kepribadian yang tinggi. Apa itu? sudah selesai dengan dirinya sendiri, bisaberdamai dengan masa lalu, kalau cuma medioker saja, jangan coba-coba bicara rekonsiliasi," kata Agus.

Keluarga Jenderal Ahmad Yani Tak Setuju

Sementara itu keluarga Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani tidak sepakat dengan rencana usulan revisi/ pembuatan film Penumpasan Penghianatan G30S/PKI versi milenial.

Menurut keluarga, pembuatan film versi terbaru tentang pemberontakan dan kekejaman PKI hanya akan memutar balikan fakta sejarah.

Sehingga, wacana tersebut seharus dipertimbakan lagi karena film buatan tahun 1984 tersebut sudah sesuai fakta yang ada.

Diketahui memang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan untuk film G30S/PKI dibuat dan dikemas untuk penonton kaum milenial.

"Presiden sempat bilang filmnya mau diperbaharui/dibuatkan versi milenial, mau diperbaruan apanya. Itu sejarah kok. Sejarah tidak usah diputar balik. Kalau film mau diganti engga usah lah," tegas Untung Yani putra ke 7 Jenderal Ahmad Yani kepada Tribunnews di museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani, di Jalan  Lembang No.58, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/9/2017).

Untung kembali menegaskan bahwa wacana pembuatan ulang film G30S/PKI versi lain dirasanya tidak perlu. Terlebih nantinya akan membuang-buang waktu saja.

"Enggak perlu Pak Jokowi, buat apa diganti. Kalau film Rambo sampai dua, tiga, empat episode  tidak apa-apa. Intinya enggak-enggak lah, buat saya buang-buang waktu saja,"

Selain itu, Untung juga menerangkan bahwa pembuatan film 'Penumpasan Penghianatan G30S/PKI ditahun 1984 sudah sesuai fakta.

Bahkan, ia menduga di film tersebut sudah dikurangi unsur-unsur sadis dan penyiksaan para Jenderal di lubang buaya.

"Film itu buka rekayasa, film itu ditanya ke keluarga dan saksi, kejadian lubang buaya, ada saksinya. masa enggak ada saksinya," imbuhnya.

"Itu bikin juga bukan sembarangan bikin, enggak ngarang-ngarang. Makannya saya bilang kalau film Rambo tiga, empat episode tidak apa-apa, itukan fiksi. Ini kan jelas, korbanya ada, faktanya ada," tambahnya.

Untung juga ingin menyinggung kepada pihak-pihak yang menuding film  'Penumpasan Penghianatan G30S/PKI ditahun 1984 merupakan hasil rekayasa.

Ataupun, pihak-pihak yang mengkaitkan peristiwa tersebut dengan pemimpin saat itu Presiden Soeharto.

"Lalu ada yang mengatakan kalau film itu rekayasa dan tutipan, bagaiman titipan? titipannya siapa? kalau bilang begitu, harus ada buktinya, buktinya mana?," tukasnya.

 

Sumber : planet.merdeka.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index