Masya Allah, Bumi Dahulu Hanya Miliki Satu Benua dalam Penjelasan Alquran dan Sains

Masya Allah, Bumi Dahulu Hanya Miliki Satu Benua dalam Penjelasan Alquran dan Sains
(Foto: Universetoday)

Riauaktual.com - Alam di Bumi yang manusia kini bisa melihatnya sejatinya mengalami proses penciptaan yang sangat panjang. Semua ciptaan Allah, termasuk samudra, mengalami tahapan perubahan dari waktu ke waktu.

Dalam ayat Alquran Allah berfirman, "Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?," Surah Nuh Ayat 14-15.

Dalam buku Tafsir Ilmi 'Samudra dalam perspektif Alquran dan Sains' yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan mengenai Pangea yang terpecah.

Pembentukan jagat raya termasuk di dalamnya samudra melalui tingkatan atau tahapan yang rumit. Dengan mengamati balik jejak-jejak masa lalu, manusia dapat merekonstruksi kembali pembentukan samudra.

Pada awal pembentukan Bumi, permukaannya memiliki rupa yang relatif sederhana dibandingkan dengan apa yang saat ini manusia bisa melihatnya. Permukaan Bumi hanya terbagi dua, yaitu daratan dan lautan.

Daratan di permukaan Bumi merupakan sebuah benua yang sangat besar (superkontinen) yang dinamakan Pangea. Pangea berbentuk bulan sabit, menghadap ke timur, dengan bagian terluas terletak di sepanjang khatulistiwa berupa rangkaian pegunungan yang membentang pada arah barat-timur.

Bagian yang terendam lautan meliputi bagian yang lebih luas, kira-kira dua kali luas daratan. Keseluruhan lautan ini secara umum diberi nama Panthalassa, kecuali pada bagian teluk di sebelah timur Pangea yang diberi nama khusus Tethys atau Paleotethys untuk membedakannya dari laut tethys yang terbentuk pada zaman-zaman berikutnya.

Keadaan ini berlangsung hingga zaman Trias, sekira 250 juta tahun yang lalu. Sebuah laut baru terbentuk di bagian tengah Pangea berupa celah yang memotong superkontinen dengan arah barat-timur, dan juga dinamakan Tethys.

Proses ini kemudian disusul dengan terpecahnya Pangea menjadi beberapa lempeng yang masing-masing bergerak ke arah yang berlainan dengan kecepatan yang berbeda pula.

Masa penyebaran masing-masing lempeng ini dibarengi dengan masa terbentuk dan hilangnya laut-laut baru yang terletak di antara lempeng-lempeng benua.

Samudra yang terbentuk setelah terpecahnya Pangea dan terdapat sampai sekarang antara lain adalah Samudra Atlantik dan Samudra Hindia. Bagian laut yang kemudian menghilang adalah Tethys, yang kini meninggalkan jejak keberadaannya berupa rangkaian laut dan danau-danau raksasa yang membentang dari Laut Tengah ke arah Laut Hitam, Laut Kaspia dan Laut Aral.

Demikian pula daerah-daerah yang sekarang dikenal sebagai Pakistan dan India. Samudra Hindia dan Indonesia menempati daerah yang dahulunya merupakan wilayah Laut Tethys, sedang Samudra Pasifik adalah bagian yang tetap berupa lautan semenjak Panthalassa.


Sumber : okezone

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index