Wih! Facebook Jual Saham Rp169 Triliun, Berminat?

Wih! Facebook Jual Saham Rp169 Triliun, Berminat?
Foto: Digital Trends

Riauaktual.com - Chairman dan CEO Facebook Mark Zuckerberg berencana menjual saham layanan media sosial paling populer di dunia itu sebesar 18% atau senilai USD12,75 miliar (Rp169,575 triliun) dalam 18 bulan ke depan.

Zuckerberg berencana mengakselerasi rencananya itu dalam jangka pendek guna mendanai kegiatan amalnya dalam Chan Zuckerberg Intiative yang dibentuk bersama istrinya Priscilla Chan. Di dalam akun Facebook pribadinya, dia menulis akan menjual 35 juta-75 juta saham Facebook dalam 18 bulan ke depan.

Selain itu langkah tersebut diambil setelah Zuckerberg batal mengubah struktur saham Facebook karena digugat para pemegang saham. Para ahli menilai Zuckerberg mencoba menyelamatkan muka sebelum menghadiri sidang di pengadilan pada pekan depan. Dia digugat para pemegang saham Facebook yang tidak senang dengan reklasifikasi (pemecahan transaksi) saham yang dikeluarkannya.

Mereka mengatakan Zuckerberg hanya memikirkan kepentingan pribadi, bukan kelompok. Stuart Grant dari Gran & Eisenhofer yang mewakili sejumlah pemegang saham Facebook dalam kasus ini mengatakan keputusan Zuckerberg untuk membatalkan perubahan struktur saham merupakan kemenangan besar.

“Kami sangat senang Facebook tidak jadi melakukan reklasifikasi saham,” ujar Grant kepada Financial Times. Nilai saham Facebook juga diharapkan mencair. Kenaikan harga saham akan memberikan kesempatan kepada Zuckerberg mengejar misi filantropisnya. Dia juga akan menguasai Facebook sampai 20 tahun yang akan datang. Sejak rencana filantropis itu diumumkan pada April tahun lalu, saham Facebook naik lebih dari 50%.

Zuckerberg sekarang memegang 53% vote . Jika dia berhasil menjual 35 juta saham, voting sahamnya akan menjadi 50,6%. Namun jika dia ber hasil menjual 75 juta, dia akan bergantung terhadap vote yang dia miliki dan vote yang menjadi bagian dari pendiri lainnya, Dustin Muskovitz, untuk mempertahankan dominasi di Facebook. Zuckerberg sebelumnya tak menampik perancangan reklasifikasi saham termasuk kegiatan yang rumit dan bukan solusi yang sempurna.

“Namun dalam kondisi seperti ini, sistem itu menjadi satu-satunya cara yang bisa diambil,” katanya. Selasa (26/9) depan dia akan menghabiskan waktu di Pengadilan Delaware Chancery. Pertanyaan di ruang pengadilan kemungkinan akan menjadi momen yang memalukan bagi jajaran tinggi Facebook, tak terkecuali pemodal terkenal Marc Andreessen.

Bukti yang diserahkan termasuk beberapa pesan teks antara Zuckerberg danAndreessenyangkebetulan ditugasi untuk melindungi kepentingan pemegang saham. Dalam satu waktu Andreessen pun bersedia membantunya dalam meyakinkan komite khusus. “Garis argumen ini tidak berguna. Mereka mencoba mendapatkan jawaban yang benar. Inimerupakantopik utama. Setuju, sekarang kita memasak dengan gas,” tulis Andreessen kepada Zucker berg selama panggilan konferensi.

Andreessen menilai pesan tersebut keluar dari konteks. Dia mengaku mencoba mengawal Zuckerberg agar tetap bersedia melakukan diskusi dengan komite khusus. Facebook saat ini memiliki dua ke las saham. Kelas B meme gang 10 vote untuk setiap 1 vote kelas A. Zuckerberg beren cana menambah dua kelas C baru. Dengan menjual saham kelas C, Zuckerberg dinilai dapat mendanai kegiatan filantropisnya tanpa mengurangi kekuasaan votingnya.

Facebook mengikuti langkah yang diambil Alphabet, induk perusahaan Google. Alphabet telah mengubah struktur sahamnya untuk memastikan para pendirinya tetap menguasai voting. Profesor keuangan dari Universitas Florida, Jay Ritter, mengatakan gugatan yang diajukan pemegang saham sudah cukup untuk menunjukkan kekuasaan Zuckerberg di Facebook sangat terbatas.

Andrew Winden dari Sekolah Hukum Stanford mengatakan keputusan Facebook membatalkan restrukturisasi sudah tepat. “Mereka tampaknya ingin mengantisipasi kekalahan dalam kasus ini. Komunikasi Zuckerberg dengan Andreessen sangat mengacaukan kualitas proses komite khusus Facebook. Mereka menciptakan rintangan yang terlalu tinggi,” tandas Winden seperti dilansir Business Standard.


Sumber : okezone

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index