Keren! Bisa Mendarat di Air, Pesawat N219 Dibanderol Rp79,8 Miliar

Keren! Bisa Mendarat di Air, Pesawat N219 Dibanderol Rp79,8 Miliar
Ilustrasi: (Foto: Antara)

Riauaktual.com - PT Dirgantara Indonesia (Persero) saat ini telah menunjuk tiga jenis pesawat unggulan yang dapat digunakan untuk melewati medan yang berbukit, landasan berumput, hingga berbatu. Ketiga pesawat tersebut adalah CN235-220, NC212i, dan N219.

Direktur Utama Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, pesawat ini dapat digunakan untuk menjangkau daerah terpencil di Indonesia. Hal ini sejalan dengan keinginan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pesawat CN235-220 memiliki beban maksimum yang dapat diangkut hingga mencapai 6.000 kilogram (kg). Peserta ini dapat digunakan untuk mendistsribusikan logistik dari Bandara Mozes Kilangin, Timika, menuju kota-kota besar yang ada di Papua seperti Bandara Sentani, Jayapura.

Sementara itu, pesawat NC212I dapat melanjutkan pendistribusian logistik dari bandara Sentani menuju Bandara Rendani, Manokwari. Bandara ini memiliki panjang landasan 2.000 x 45 meter sehingga dapat digunakan untuk lepas landas dan mendarat pesawat NC212I.

Selain itu, PT Dirgantara Indonesia juga memiliki pesawat N219 dengan beban maksimum yang dapat diangkut sebesar 2.313 kg. Pesawat ibu dapat melanjutkan distribusi logistik dari Bandara Rendani, Manokwari, menuju Bandara Merdey, Papua Barat.

Bandara ini memiliki konstruksi landasan berupa tanah yang padat dengan panjang landasan 600x23 meter. Pesawat ini memang dibekali kemampuan untuk mendarat di landasan bandara yang pendek dan beluk beraspal.

Elfien mengatakan, pesawat N219 ini nantinya juga akan dikembangkan menjadi pesawat amfibi. Artinya, pesawat ini nantinya dapat mendarat di darat maupun permukaan air.

"Jadi suatu pulau atau tempat wisata tidak perlu bangun bandara, pesawat ini bisa mendarat di air," ujarnya di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (21/9/2017).

Pesawat ini nantinya akan diproduksi massal setelah melewati proses sertifikasi. Pasar Afrika hingga Amerika dinilai potensial bagi Indonesia untuk menjual pesawat ini.

Pesawat ini akan dijual seharga USD5,5 juta hingga USD6 juta atau setara Rp79,8 miliar per pesawat. Pesawat buatan dalam negeri ini juga mampu melayani penerbangan Jakarta-Yogyakarta nonstop

Pesawat berkapasitas 19 orang ini diharapkan juga dapat dilirik oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah bisa saja bekerjasama dengan maskapai dalam negeri untuk menggunakan pesawat ini dalam rangka menjangkau daerah terpencil.

Selain memproduksi pesawat untuk memberikan layanan transportasi pada daerah terpencil, PT Dirgantara Indonesia juga tengah fokus pada perbaikan keuangan perusahaan.

Sebelumnya, PT Dirgantara Indonesia disebut oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai 1 dari 6 perusahaan milik negara yang kerugiannya bertambah setelah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN).

"Tahun lalu kita rugi USD23 juta. Kita lakukan langkah sebagian manajer terbaru," ujarnya.

PT Dirgantara Indonesia masih mengalami kerugian hingga saat ini. Namun, direksi PT Dirgantara Indonesia yakini bahwa hingga akhir tahun mendatang perusahaan milik negara ini dapat memperoleh keuntungan.

Langkah yang akan dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan digitalisasi pada proses bisnis yang berjalan. Diharapkan, keuntungan PT Dirgantara Indonesia dapat meningkat dan tak lagi mengalami kerugian.


Sumber : okezone

 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index