Di Pekanbaru Premium dan Elpiji 3 Kg Langka, Dewan Minta Pemko Buat tim Khusus

Di Pekanbaru Premium dan Elpiji 3 Kg Langka, Dewan Minta Pemko Buat tim Khusus
ilustrasi (int)

Riauaktual.com - Belakangan hari ini stok bahan bakar minyak (BBM) Premium di SPBU dan gas elpiji 3 kg di pangkalan dalam wilayah Kota Pekanbaru, sering mengalami Kekosongan. Tentunya hal ini bertolak belakang atas pernyataan Pertamina setempat yang selalu mengemukakan bahwa stok Premium dan elpiji 3 kg tersedia.

Hasil pantauan di beberapa SPBU dan pangkalan gas elpiji tabung 3 kg atau tabung melon, sejumlah SPBU telah memasang tulisan Premium habis atau Premium masih dalam perjalanan. Sedangkan gas melon yang dijual di pangkalan area SPBU juga demikian, kosong.

Menanggapi hal ini Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru Tengku Azwendi meminta pemerintah setempat membuat tim khusus, guna mengatasi langkanya kebutuhan masyarakat tersebut. Mengingat peristiwa tersebut kerab terjadi.

"Aneh memang, kalau ditanya data sama pertamina selalu jawabannya mencukupi. Tapi dilapangan bisa kita saksikan, masyarakat sangat kesulitan mendapatkan premium dan tabung gas 3kg. Makanya sudah saatnya ini disikapi serius dengan membentuk tim khusus penanganan," kata Azwendi.

Politisi Demokrat ini juga meminta Disperindag atau Pertamina bisa membuat himbauan dilapangan sebagai bentuk pengawasaan dengan memasang spanduk, atau selebaran agar masyakarat bisa berkomunikasi jika terjadi kekosongan bahan bakar atau gas 3kg di SPBU dan pangkalan.

"Kalau sekarang inikan saling lempar bola, di lapangan kalau ditanya kenapa kosong?, jawaban selalu stok pertamina yang kurang. Sementara sebaliknya, Pertamina mengelak jika dibilang stok sedikit. Jadi biar fer pasang nomor kontak pengaduan masyarakat," himbaunya.

Azwendi juga berharap Anggota DPR dapil Riau di Pusat, bisa untuk turut mempertanyakan hal ini kepada Induk Pertamina disana, berapa sebenarnya jatah Premium atau gas 3 kg di Riau, Pekanbaru khususnya.

"Sekarang ini kita cuma dapat data dari Pertaminan disini, kali saja dengan adanya komunikasi di pusat kelangkaan hasil perut bumi tersebut bisa terjawab. Dan kalau memang ternyata kuwota kurang bisa ditambah," pungkasnya. (DWI)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index