Perjuangan Pak Guru Dapatkan Cinta Seorang Jurnalis

Perjuangan Pak Guru Dapatkan Cinta Seorang Jurnalis
ilustrasi. int

WATAK pendidik yang sukses di dunia pendidikan ternyata tak bisa menjadi modal buat mendapatkan cinta seorang yang dikasihi. Kisah inilah yang akan aku ceritakan pada kesempatan ini.

Sebut saja namaku Rendi, kata orang sich aku ini di sekolah sebagai guru yang memang disenangi anak-anak. Itu memang aku rasakan karena siswa di salah satu SD terpencil di daerah pinggiran Kabupaten Pidie Jaya Aceh tempatku mengajar semuanya senang dengan mata pelajaran yang aku berikan.

Memang dari dulu, aku berupaya semaksimal mungkin dalam memberikan materi pelajaran kepada semua siswa yang saya ajar. Karena ini sangat penting dan mereka ini adalah generasi penerus yang akan membesarkan Aceh kedepannya.

Dengan lemah lembut dan penuh kasih adalah metode andalanku dalam mengajar. Ini juga diakui oleh guru lainnya yang pernah mengatakan aku dekat dan sayang sama semua murid di sekolah tersebut. Memang sebenarnya saya menyayanhi anak-anak ini layaknya adik saya sendiri. Akanku jaga, ku ajarkan yang baik sehingga kelak kehidupannya bisa lebih baik dari aku.

Akan tetapi, di balik ini semua aku sebenarnya mengemban duka yang teramat berat. Aku telah mencintai seorang gadis yang berprofesi sebagai jurnalis media nasional yang melakukan peliputan di daerahku. Perjalanan cinta aku dan sang 'kuli tinta ini' memang bukan sekedar main-main, aku juga menyayanginya sepenuh hati dan aku ingin ia memberitakan perasaan ini di setiap hari sehingga semua orang tahu kalau kami memang saling mencintai.

Waktu dan hari-hari indah kami lalui, hingga akhirnya kami memutuskan untuk membawa hubungan tersebut ke jenjang pernikahan. Namun, sebelum melangkah ke jenjang tersebut, berbagai pertanyaan dan rasa cemas telah mewarnai hubungan kami. Hal ini terjadi dikarenakan saya adalah seorang duda. Namun, Si Jurnalis Hatiku ini sudah bersedia menerima aku apa adanya. Dengan bekal ini akupun lebih menguatkan tekad dan semakin percaya diri untuk segera melamarnya di depan kedua orangtuanya.

Suatu hari, berita buruk ku dengar dari 'Jurnalis Pujaanku' ini, ternyata kedua orangtuanya tak sudi jika putri kesayangannya tersebut dipersunting olehku yang statusnya duda. Akupun terpukau dan mencoba menenangkan diri, sejenak berpikir dan aku juga memutuskan untuk langsung cerita kepada orangtua Si Jurnalis ini.

Namun, semua sia-sia. Apapun yang aku katakan menjadi percuma, meski aku menyayangi putrinya dengan sepenuh hati ini tapi statusku yang sudah duda ini disebut sebagai penghalang. Padahal, status inilah yang membuat aku benar-benar sayang pada Jurnalis tersebut.

Usai shalat Isya malam itu, aku pandangi lagi foto Jurnalis yang menjadi walpaper handphone. Aku berbicara padanya, bahwa aku tak akan berputus asa untuk mendapatkannya, aku yakin ia bahagia bersamaku dan aku yakin dia juga sayang sama aku. Maka dari itu, dalam setiap sujudku aku berdo'a semoga Allah Subhannahu Wa Ta'ala yang memiliki hati manusia melembutkan hati orangtua Si Jurnalis hatiku hingga hubungan cinta kami ini direstui dan akupun kembali tenang mendidik generasi daerah ini.

Kisah Nyata


Naskah: Hasbi Ibrahim
Editor: Riki


*Nama dalam cerita disamarkan sebagaimana permintaan sumber

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index