Nestapa Warga Rohingya Sampai di Titik Mencemaskan

Nestapa Warga Rohingya Sampai di Titik Mencemaskan
Warga Rohingya terus mendapatkan siksaan di negerinya sendiri. Bahkan kini mereka terusir dan terlunta-lunta di negeri orang. Foto : Ist

Riauaktual.com - Tragedi kemanusiaan yang menimpa warga etnik Rohingya di Rakhine, Myanmar, mencapai titik yang mencemaskan. Pemerintah Indonesia pun berkomitmen untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan di Myanmar yang semakin mengkhawatirkan tersebut.

Presiden Joko Widodo menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di Myanmar. Menurut dia, perlu aksi nyata untuk menyelesaikan masalah tersebut bukan hanya pernyataan kecaman. Kepala Negara telah menugasi Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi untuk menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk Sekjen PBB Antonio Gueterres dan mantan Sekjen PBB Kofi Annan.

"Sore tadi (kemarin) Menlu (Retno) telah berangkat ke Myanmar untuk meminta Pemerintah Myanmar agar menghentikan dan mencegah kekerasan, agar memberikan perlindungan kepada semua warga, termasuk muslim di Myanmar," ungkap Presiden Jokowi.

Misi lain adalah meminta Pemerintah Myanmar agar memberikan akses bantuan kemanusiaan untuk penanganan kemanusiaan akibat konflik tersebut. Pemerintah sendiri telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan ke Myanmar pada Januari dan Februari sebanyak 10 kontainer.

Di samping itu, Indonesia juga membangun sekolah jurnalistik di sana. Bulan Oktober mendatang, Pemerintah Indonesia akan membangun rumah sakit. "Kita harapkan minggu ini kita akan mengirim lagi bantuan makanan dan obat-obatan. Sekali lagi kekerasan krisis kemanusiaan ini harus segera dihentikan," tandas Jokowi.

Dalam sepekan ini warga Rohingya telah mendapatkan perlakukan tidak manusia. Berikut catatan derita warga Myanmar :
25 Agustus
Pertempuran pecah antara pemberontak Rohingya dan pasukan pemerintah. Sebanyak 98 warga Rohingya tewas.

26 Agustus
PBB mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan militer Myanmar dalam pertempuran dengan etnik Rohingya.

27 Agustus
Myanmar mengevakuasi warga dari daerah perbatasan di Negara Bagian Rakhine setelah pertempuran dengan gerilyawan.

31 Agustus
400 orang tewas di mana mayoritas adalah warga Rohingya yang ditembak tentara Myanmar.

1 September
Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menghindari bencana kemanusiaan.

2 September
Sekitar 2.600 rumah dibakar di Rakhine, wilayah yang dihuni mayoritas warga Rohingya.

3 September
Lembaga kemanusiaan PBB di perbatasan Bangladesh mengaku kesulitan dalam membantu 73.000 pengungsi Rohingya.

 

Sumber : sindonews.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index