Kasus Penganiayaan Aktivis Di Danau Toba Mau Dibawa Ke Forum Internasional

Kasus Penganiayaan Aktivis Di Danau Toba Mau Dibawa Ke Forum Internasional
foto : danau toba (internet)

Riauaktual.com - Proses pengusutan dan penegakan hukum terhadap penganiyaan yang dialami dua orang aktivis lingkungan di Kawasan Danau Toba (KDT) akan dibawa ke Forum Internasional.

Selain dikarenakan lambannya aparat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menangani dan mengusut tindak pidana yang mencoreng wajah hukum di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara (Sumut) itu, kepercayaan masyarakat kepada para pejabat dan aparatur hukum di Tanah Air kian melemah.
 
Badan Pengawas Yayasan Pencinta Danau Toba (Pengawas YPDT) Jerry Rudolf H Sirait menyampaikan, peristiwa penganiayaan yang menimpa dua orang aktivis lingkungan yakni Jhohannes Marbun alias Joe dan Sebastian Hutabarat sangat melukai kemanusiaan dan keadilan.
 
"Peristiwa itu tentulah sangat melukai kemanusiaan, baik kepada bangsa ini dan juga kepada pemerintah. Kita setuju bahwa keadilan itu harus ditegakkan,” ujar Jerry dalam surat elektronik yang dikirimkan sebagaimana dikutip dari rmol.co, Sabtu (2/9).
 
Padahal, lanjut dia, masyarakat di Kawasan Danau Toba (KDT) sangat kental dengan pola hidup menyuarakan keadilan (justice), perdamaian (peace), dan keutuhan ciptaan (integrated creation) yang disingkat JPIC.
 
"Kita berjuang untuk JPIC yang kita sebut Kota Berkat di Atas Bukit itu, sebagaimana visi YPDT. Kita berjuang agar Danau Toba terus menjadi simbol raja ni sude na tao (raja semua danau yang ada di dunia) dan kembali menjadi tao nauli, aek na tio, mual hangoluan (danau yang indah, airnya jernih, sumber mata air kehidupan semua makhluk). Hal itulah yang kita perlu terus didengungkan,” ujar Jerry.
 
Dia juga menggarisbawahi bahwa yang dicari dalam persoalan ini adalah hamonangan na marolop-olop (kemenangan karena sukacita dengan bersyukur dalam kerendahan hati dan menjaga kebersamaan), bukan hamonangan na marsurak-surak (kemenangan berhura-hura dan masa bodoh dengan perasaan orang lain).
 
"Ada baiknya kita bawa persoalan tersebut sampai ke arah nasional dan internasional. Banyak permasalahan tidak terekpos,” ujar Jerry.
 
Kecaman di masyarakat hingga di media-media sosial kepada Jautir Simbolon (JS) makin gencar. Pasalnya, hingga saat ini JS belum ditahan pihak kepolisian karena perbuatannya bersama anak buahnya telah melakukan pemukulan, pengeroyokan, ‘penahanan’, hingga pelecehan seksual kepada Sebastian Hutabarat (SH) dan Jhohannes Marbun (JM). Keduanya adalah aktivis lingkungan hidup dari Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT).

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index