Berawal dari Transportasi Sungai, Hingga Pacu Jalur Menjadi Tradisi Rantau Kuantan

Berawal dari Transportasi Sungai, Hingga Pacu Jalur Menjadi Tradisi Rantau Kuantan
Suasana tepian Narosa, Teluk Kuantan, saat pelaksanaan Pacu Jalur berlangsung

Riauaktual.com - Budaya Pacu Jalur Kuansing yang telah berusia ratusan tahun awalnya, hanya digunakan untuk mengangkut hasil panen pertanian masyarakat melalui transportasi sungai, berbentuk sampan kecil.

Seiring perkembangannya tradisi ini, kemudian diperlombakan untuk memperingati hari kelahiran ratu wilhelmina dari kerajaan Belanda, yang masa itu Indonesia masih diduduki Negera Kincir Angin tersebut.

Kemudian setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya tradisi ini dilaksanakan untuk memperingati HUT RI, setiap tahunnya diadakan dari tanggal 20 agustus keatas.

Kemudian, selain menjadi sektor pariwisata, pacu jalur juga menjelma dalam bentuk pengembangan ekonomi masyarakat, selain bidang pertanian dan perkebunan. Karena pengunjung yang datang tidak hanya dari Kuansing.

Untuk itu, Bupati H. Mursini, meminta semua komponen berpartisipasi aktif mengembangkan wisata dan menciptakan keamanan, kebersihan dan keramah-tamahan di Kuansing.

Hal itu, disampaikan Bupati H. Mursini saat menyampaikan sambutan pada acara pembukaan pacu jalur dilapangan Limuno, Teluk Kuantan, Rabu (23/8/2017).

Sementara, pemangku adat Edyanus Herman Halim, dikesempatan yang sama menyampaikan bahwa pacu jalur juga sebagai alat pemersatu orang Rantau Kuantan, budaya yang datang dari masyarakat Kuansing sendiri yang kesehariannya bergelut dengan alam dan disosialisasikan melalui budaya hingga menjadi olahraga.

"Iven ini sudah membumi kemana-mana. Hanya saja untuk membesarkan itu masih diperlukan sentuhan pembangunan yang terukur dan tepat dari Pemprov," pungkasnya. (Joko)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index