Riauaktual.com -  Pasar low MPV Indonesia kedatangan pemain baru, yakni Wuling Motors yang memasarkan produk Confero S. Mobil ini dipasarkan dengan harga yang cukup mengejutkan, yakni mulai Rp120 jutaan hingga Rp160 jutaan. Semua model masih menggunakan sistem transmisi manual.

Meski harganya ada di segmen low cost green car (LCGC), namun secara fungsi dan kapasitas mesin, Confero S lebih dekat bersaing dengan Avanza cs.

Namun tak dipungkiri bahwa semaraknya pasar mobil low MPV membawa gairah baru di pasar automotif nasional. Betapa tidak, segmen low MPV merupakan pasar terbesar di Indonesia dengan kontribusi penjualan 25-30 persen dari total market. Di tengah euforia mobil low MPV dengan harga yang relatif terjangkau ini, bagaimana dengan nasib pasar mobil bekas? Akankah orang lebih ingin membelanjakan uang mereka untuk mobil baru?

CEO Carmudi Jeffry Anwar Sani mengatakan, terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa kehadiran mobil low MPV dengan banderol relatif murah akan berimbas ke bisnis mobil bekas.

"Hadirnya mobil low MPV memang menggairahkan pasar kendaraan di Indonesia. Cuma yang harus kita tunggu adalah pembuktian mobilnya. Kan seharusnya kalau murah pasti dibeli oleh masyarakat. Habis itu, setelah dipakai baru ketahuan," jelas Jeffry, di pameran GIIAS 2017, di ICE, BSD City, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, setiap segmen memiliki konsumen masing-masing. Namun untuk membandingkan antara kehadiran mobil baru dan kendaraan bekas dengan rentang harga yang hampir sama, hal itu membutuhkan waktu.

Lebih jauh ia mengungkapkan, kebanyakan mobil bekas yang paling banyak dicari konsumen adalah merek yang sudah eksis dan dikenal kualitasnya. Sejak lama dominasi mobil low MPV tersebut tidak tergoyahkan.

"Saya rasa sekarang untuk pasar mobil bekas, seperti model umum Avaza, Xenia, Grand Livina, itu masih best seller. Tapi yang lain juga tak kalah, seperti Datsun," pungkasnya, sebagaimana dikutip dari okezone.