Susi Punya Sistem Canggih, Maling Ikan Jangan Harap Bisa Kabur

Susi Punya Sistem Canggih, Maling Ikan Jangan Harap Bisa Kabur
Foto : tempo.co

Riauaktual.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti terus memperbaharui sistem pemantauan aktifitas lepas pantai sebagai salah satu upaya untuk memerangi pencurian ikan di perairan Indoensia.

Salah satunya adalah memanfaatkan sistem pelacak Global Fishing Watch (GFW) yang dikembangkan perusahaan asal Amerika Serikat, Skytruth dan Google. Sistem tersebut hari ini dipamerkan Susi di kantor KKP, Jakarta, Selasa (18/7/2017) kemarin.

GFW merupakan basis sistem teknolgi pengawasan yang memanfaatkan data satelit untuk mengawasi aktivitas penangkapan ikan komersial yang terjadi di seluruh dunia.

GFW bekerja dengan menganalisa data dari jaringan Automatic Identification System (AIS). AIS sendiri, merupakan alat yang terpasang di badan kapal dan memancarkan data GPS yang menunjukkan lokasi kapal yang bersangkutan.

Aaron Roan, Data Scientist Skytruth mengatakan, data pergerakan kapal dari mulai identitas kapal, kecepatan kapal hingga arah pergerakan kapal yang diperoleh dari satelit, akan dianalisa GFW untuk mengenali perilaku kapal.

"Kita tak tahu apa yang terjadi di laut, tapi di sini (GFW) kita bisa lihat ada kapal (asing) di situ, kemudian bertemu kapal dari Indonesia di situ," kata Roan sembari menunjukkan contoh pergerakan kapal asing dari Singapura yang tengah berpapasan dengan kapal ikan asal Indonesia di tengah Samudra Hindia.

Dengan analisa yang dilakukan sistem GFW, aktivitas mencurigakan di tengah laut bisa lebih mudah dikenali.

"Aktivitas bertemu dan berhentinya kapal di laut itu kita pertanyakan. Apa itu salah satu pola transhipment," tambahnya.

GFW melengkapi sistem pendeteksi yang saat ini sudah dimiliki KKP lewat VMS (Vessel Monitoring Syatem) yang juga sama-sama memanfaatkan data AIS untuk memantau pergerakan kapal Indonesia dengan ukuran di atas 30 GT.

Kelebihannya, GFW memiliki cakupan yang lebih luas ketimbang VMS. Sehingga bisa mendeteksi keberadaan kapal dari AIS atau GPS kapal yang bersangkutan meskipun tengah berada di luar perairan Indonesia.

Selama ini, AIS di luar perairan Indonesia tidak akan terdeteksi oleh sistem VMS. Celah ini lah yang dimanfaatkan pencuri ikan untuk melarikan diri dari Indonesia.

Dengan sistem baru yang telah dimanfaatkan Susi sejak setahun belakangan ini, kapal pencuri ikan tak lagi memiliki ruang untuk melarikan diri.

"Data-data (dari GFW) inilah yang akan kita tindaklanjuti. Jadi bukti awal untuk melakukan investigasi. Jangan salah, kapal-kapal kita sudah bisa melaut ke laut dalam, ini kan kerugian buat Indonesia. Produksi (ikan) rendah, pajaknya juga rendah. Jadi perilaku ini yang harus ditertibkan," pungkas Susi.

 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index