Sempat Ricuh dengan Wartawan, Pendemo di Kantor Bupati Meranti Lecehkan Jurnalis

Sempat Ricuh dengan Wartawan, Pendemo di Kantor Bupati Meranti Lecehkan Jurnalis

Riauaktual.com - Ketua Persatuan Wartawan (PWI) Kepulauan Meranti, Ahmad Yuliar menyesalkan sikap salah satu peserta aksi yang merendahkan profesi wartawan dalam aksi menuntut pencairan hibah bantuan pendidikan mahasiswa dan guru madrasah pada Kamis (13/7/17) siang tadi .

Bahkan, pernyataan salah satu dari hanya sekitar 25 orang peserta tersebut dinilai telah memfitnah awak media yang bertugas di Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Dia mengatakan di depan umum, dalam aksi demo mereka tidak memerlukan liputan dari media (pekerja pers, red), karena sudah dibayar oleh Pemkab Meranti," tutur Ahmad Yuliar.

Ahmad Yuliar menuturkan, dalam aksi dari Gedung DPRD hingga ke Kantor Bupati Kepulauan Meranti, awalnya aksi mereka tidak menyinggung profesi wartawan. Ucapan tersebut terlontar oleh salah satu oknum berprofesi guru madrasah itu saat Pemkab Meranti yang difasilitasi oleh pihak Polres Kepulauan Meranti membuka forum dialog di Aula Melati Kantor Bupati Kepulauan Meranti.

"Ucapan salah satu peserta aksi itu bisa menimbulkan opini di masyarakat jika kami (wartawan, red) telah disuap oleh pemerintah daerah agar tidak meliput pemberitaan terkait tunjangan kesejahteraan guru madrasah dan bantuan mahasiswa," ujarnya.

Padahal, lanjut dia, pekerja pers di Meranti sangat getol mendorong Pemkab Meranti dan Kemenag Meranti untuk segera membuat kebijakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan di berbagai sektor. Tidak terkecuali mahasiwa dan kesejahteraan guru madrasah naungan Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kepulauan Meranti.

"Kami selalu mengedepankan profesionalitas dalam mengemban tugas dan pekerjaan kami di daerah. Ucapan salah satu peserta aksi sangat menyakiti hati seluruh wartawan di Meranti," ujarnya, sebagaimana dikutip dari riauterkini.com.

Terkait persoalan itu, Peserta aksi dan Korlap, Jefrizal menyampaikan permohonan maaf ketika 'digruduk' sejumlah wartawan seusai aksi demo berlangsung.

Meski Pria sesumbar itu sempat sejenak menghilangkan, setelah ditarik keluar dari gedung rakyat, pria itu terlihat gemetar tidak bisa lagi banyak bicara.

Dihadapan awak media, lelaki diketahui bernama syahril alias Aril mengaku khilaf dalam menyampaikan kata-kata.

Beruntung dalam kejadian di depan Gedung DPRD itu, pihak Awak media bisa menahan amarah, sehingga tidak menjadi kisruh yang lebih besar.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index