DBD tak Teratasi, Diskes Pekanbaru Dituding Tak Maksimal

DBD tak Teratasi, Diskes Pekanbaru Dituding Tak Maksimal

Riauaktual.com - Terus meningkatnya kasus Demam Berdarah Denque (DBD) di Kota Pekanbaru mendapat keprihatinan dari kalangan legislatif di DPRD Kota Pekanbaru, tidak hanya itu, pihak pemerintah kota (Pemko) dalam hal ini Dinas Kesehatan (Diskes) juga dinilai belum maksimal dalam melakukan tindakan pencegahan DBD ditengah masyarakat.

Hal ini disampaikan oleh Zainal Arifin, anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru.

"Dinas belum maksimal dalam mengatasi persoalan DBD di kota Pekanbaru saat ini" ucap Zainal Arifin saat dikonfirmasi Kamis (13/7/2017)

Bahkan Politisi Gerindra ini menilai, tim pemantau DBD atau petugas Jumantik yang dibentuk oleh Diskes perlu dievaluasi kembali, mengigat saat ini kinerja para petugas dilapangan belum tersentuh oleh masyarakat.

"Petugas yang di bentuk sebagai pemantau di lapangn masih perlu dievaluasi, apakah mereka bekerja sesuai dgn sop atau tidak, karna mereka tidak kelihatan kerjanya atau apa masalah mereka?, Petugas jumantik ini sudah dibentuk dampai ke tingkat rt hal ini yang perlu kita pertanyakan kepada dinas," tuturnya.

Disamping itu, Zainal juga mengigatkan kepada masyarakat untuk ikut berperan aktif melakukan pencegahan DBD.

"Kesadaram masyarakat  tentang perilaku hidup sehat harus di lakukan oleh masyarakat  itu sendiri dengan melaksanakan 3M plus, dan budaya gotong royong juga sangat penting dilakukan oleh masyarakat," ujarnya

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kasus DBD di Kota Pekanbaru hingga minggu ke-26 tahun 2017 sudah mencapai 370 kasus. Bahkan sudah dua korban meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru Helda S Munir saat dikonfirmasi membenarkan adanya dua korban meninggal dunia. Untuk lokasi kejadian, menurutnya sudah dilakukan penanganan dalam hal in dilakukan fogging.

"Terjadi pada Mei dan pada minggu ke-26 tahun 2017 atas nama Nursabrina, umur 7 tahun. Alamat Jalan Setiabudi Gang Gemuruh No 10 Kelurahan Pesisir Kecamatan Limapuluh," kata Helda.

Untuk dua kasus yang meninggal, diakui Helda memang terlambat penanganan. Menurut Helda, Diskes juga sudah melakukan penyuluhan di sekitar lokasi tempat tinggal korban DBD.

"Kita sudah lakukan pencegahan untuk dua kasus itu. Kita berikan penyuluhan kepada masyarakat. Kita sudah kerjasama seluruh komponen, seperti masyarakat, lurah dan camat," jelasnya.

Disinggung soal fogging, Helda menyebut tetap dilakukan. Tapi melakukan fogging tetap sesuai standard operating procedure (SOP). Apabila ada kasus, Diskes akan melakukan penyelidikan etiomologi.

"Fogging tetap mengacu ke SOP. Kita sudah berusaha dengan semua komponen. Peran media juga diharapkan agar bisa mengubah pola hidup masyarakat," imbuhnya. (Rr)


Data DBD hingga minggu ke 26 tahun 2017 :

- Sukajadi 15 orang
- Senapelan 28 orang
- Pekanbaru Kota 17 orang
- Rumbai Pesisir 17 orang
- Rumbai  26 orang
- Limapuluh 22 orang
- Sail 3 orang
- Bukit Raya 58 orang
- Marpoyan Damai 49 orang
- Tenayan Raya 45 orang
- Tampan 49 orang
- Payung Sekaki 41 orang

Total 370 orang
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index