Komisi X: Pendidikan RI Belum Merata

Komisi X: Pendidikan RI Belum Merata
illustrasi (int)

JAKARTA (RA) - Memasuki tahun baru, wajah pendidikan Indonesia pun akan berganti sampul. Pada 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menerapkan kurikulum baru. Namun, bagaimana pencapaian pendidikan di Tanah Air sepanjang 2012? Sudahkah semua target yang ditetapkan terpenuhi? Apakah semua kebijakan tepat sasaran? Anggota Komisi X DPR Reni Marlinawati mengungkap, terdapat beberapa hal yang perlu dikritisi dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia selama 2012. Pertama, lanjutnya, pemerataan pendidikan belum terlaksana dengan baik.
 
"Berdasarkan pengalaman saya sendiri, masih banyak anak usia SD yang tidak bersekolah di daerah Sukabumi. Maka, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) jangan hanya berpikir mengubah kurikulum tapi harus memastikan semua anak Indonesia mendapatkan haknya dalam pendidikan tanpa terkecuali," ujar Reni seperti dilansir Okezone Rabu (2/1/2013).
 
Kedua, kata Reni, mengenai sarana dan prasarana pendidikan. Dia menjelaskan, dana yang dianggarkan bagi sektor pendidikan cukup besar. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan pembangunan semua infrastruktur pendidikan tersebut.
 
"Saya melihat masih ada sekolah-sekolah yang baru direnovasi kembali rusak dalam waktu singkat. Maka, perlu ada pengawasan yang ketat dari pemerintah dalam proses pembangunan tersebut karena dana yang dikeluarkan pun tidak sedikit," papar Politikus PPP itu.
 
Pendapat senada turut disampaikan Raihan Iskandar. Dia mengungkapkan, secara keseluruhan, pendidikan di Indonesia pada 2012 belum memenuhi harapan. Terutama jika dilihat dari segi pemerataan dan pelayanan.
 
"Dari sisi Segi Pelayanan Minimal (SPM), standar guru masih memprihatinkan. Baik dilihat dari sisi kapasitas, kualitas, dan pemerataan guru," tutur Raihan.
 
Menurut politikus PKS itu, peningkatan kapasitas dan kualitas guru mutlak untuk dilakukan agar dapat bersaing dengan dunia internasional. "Sangat memprihatinkan karena 60 persen guru masih di bawah standar. Keadaan ini akan sulit untuk investasi SDM ke depan," imbuhnya. (okz)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index