Masih Terkait Tewasnya Teknisi, Manajemen Transmart Pekanbaru Kembali Dipanggil Komisi II

Masih Terkait Tewasnya Teknisi, Manajemen Transmart Pekanbaru Kembali Dipanggil Komisi II

Riauaktaul.com - Giliran Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, memanggil manajemen Transmart Pekanbaru, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Kamis (06/07/17) siang, di ruangan Komisi II DPRD Kota Pekanbaru.

Buntut pemanggilan masih mempertanyakan persoalan tentang Muhammad Afif Naufal (teknisi trans studio mini) yang tewas secara menggenaskan pada 23 Juni 2017 lalu, akibat terlindas wahana permainan Roller Coaster.

Dari pantauan, Anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Hj Desi Susanti SSos terlihat geram. Dia langsung memberiksa berkas-berkas perizinan yang ada di Transmart dan Trans Studio Mini.

Lembaran demi lembaran bundelan perizinan satu persatu dibuka seperti perizinan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) serta perizinan lainnya.

"Kita bingung, kenapa perusahaan besar seperti Trans Studio ini begitu ceroboh," kata Desi, di depan manajemen Trans Studio Mini Pekanbaru yang hadir dalam rapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri SE

Politisi dari Partai Demokrat ini dibuat bingung dengan kejadian tewasnya teknisi yang berjaga di Roller Coaster tersebut. Atas kejadian itu, dia khawatir masyarakat jelas dibuat resah dan takut. Sebab, pasca kejadian banyak yang melihat dan menyaksikan peristiwa yang mengerikan itu.

"Jangan nanti masyarakat berpikir itu (Roller Coaster,red) tidak layak. Anak saya saja jadi takut (lihat peristiwa itu). Perlu dipantau teknisinya. Jangan sampai terjadi Human Error lagi," cetus Desi.

Begitu juga dengan Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri SE. Dia sebut, harusnya dalam menjalankan setiap usaha, manajemen harus mencari Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat. Karena bagaimanapun juga, SDM yang baik, membuat perusahaan bertambah baik.

"Kalau orang yang menjalankan sehat, pasti bagian dari yang menjalankan alat juga sehat. Dalam SOP memang sudah disampaikan. Tapi tidak semua menjalankan sistem ini dengan baik, lain tempat lain cara," ucapnya.

Insiden tewasnya karyawan di Trans Studio Pekanbaru itu, jelas menjadi sebuah ketakutan. Karena dalam setiap permainan wahana, tingkat keamanan harus diutamakan.

"Kalau terjadi pada pengunjung bagaimana. Wahana itu (Roller Coaster,red) termasuk yang mempunyai resiko tinggi dan juga peminat tinggi," paparnya.

General Manager Enginner Trans Studio/Trans Kreasindo, Benny Benyamin, membantah kalau pihaknya dianggap ceroboh. Menurutnya, seluruh karyawan yang ada di Trans Studio mini Pekanbaru, telah dilakukan training sebelum direkrut. Baik training in class maupun training in practice.

"Jadi training itu dilakukan 40 jam baik selama satu bukan sebelum perekrutan. Training di dalam kelas maupun praktik di lapangan. Ini (training,red) suatu syarat agar operator bisa menjalankan dengan baik dan benar makanya kita latih terlebih dahulu," ungkapnya. (bir)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index