Alquran dan Sains Jelaskan Bulan sebagai Petunjuk Waktu bagi Manusia

Alquran dan Sains Jelaskan Bulan sebagai Petunjuk Waktu bagi Manusia
(Foto: NASA)

Riauaktual.com - Penelitian-penelitian astronomis telah membuktikan bahwa bulan mengelilingi bola bumi sekali dalam sebulan dalam porosnya. Bulan juga berputar dengan masa yang sama dengan masa revolusinya. Hal inilah yang menyebabkan kita hanya dapat melihat satu sisi permukaan bulan saja.

Bulan mengitari Bumi dan berotasi pada porosnya pada satu waktu dan masa yang sama, yaitu selama 29 hari 8 jam. Artinya manusia pada lokasi tertentu di bumi selama hidupnya hanya akan melihat purnama pada satu sisi saja, dan ia tak akan pernah melihat sisi bulan yang lain.

Dalam perputarannya mengelilingi bumi, bulan menempuh jarak sepanjang 12 derajat dari 360 derajat orbitnya setiap hari. Sementara itu, bulan terbit terlambat selama 49 menit sebelumnya. Seandainya, bulan tidak terbit terlambat, bulan akan selamanya tampak sebagai purnama sepanjang kehidupan.

Dijelaskan dalam buku 'Sains dalam Alquran' yang ditulis Nadiah Thayyarah, Dr. Zaghlul an-Najjar mengatakan keterlambatan terbitnya bulan setiap hari menjadikan adanya tempat persinggahan secara berurutan bagi bulan. Bulan pada malam pertama bulan (syahr) baru tampak dengan sedikit cahaya.

Selanjutnya, cahaya itu bertambah sedikit demi sedikit setiap malam hingga mencapai cahaya penuh pada malam ke-14, sebagai bulan purnama. Kemudian cahaya bulan berkurang sedikit demi sedikit, hingga pada akhir bulan hanya tampak seperti tandan tua, lalu tidak tampak sama sekali.

Karena bulan dalam setiap hari dalam hitungan kalender Qamariyah menempuh sekitar 12 derajat dari 360 derajat orbitnya, setiap malam ia berada pada suatu tempat persinggahan yang ditandai dengan bintang-bintang pada rasi bintang. Tempat-tempat persinggahan itu jumlahnya ada 28, sama dengan jumlah malam saat bulan bisa dilihat.

Adanya tempat-tempat persinggahan bagi bulan membantu manusia untuk menghitung waktu-waktu mereka dalam hitungan hari, bulan, dan tahun sehingga mereka pun mengetahui bilangan tahun. Hal tersebut juga membantu mereka untuk mengetahui waktu-waktu untuk beribadah dan berinteraksi dengan sesama mereka.

Matahari dan bulan sebagai acuan untuk perhitungan waktu juga telah dijelaskan dalam Alquran.

“Dan Dia menjadikan malam untuk beristiahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan,” bunyi surah Al An’am Ayat 96.

Dalam ayat lain juga dijelaskan “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat persinggahannya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu),” bunyi Surah Yunus Ayat 5.

Allah telah menciptakan hilal atau bulan sabit sebagai tanda yang akurat bagi manusia untuk mengetahui waktu-waktu ibadah mereka seperti haji, puasa Ramadan, pembayaran zakat, waktu memanen, dan waktu lainnya. Waktu-waktu itu juga membantu manusia untuk mengetahui lama kehamilan dan mencatat kejadian penting.



Sumber : okezone

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index