Capital Market Professional Development, Program Tingkatkan Jumlah Tenaga Profesional di Pasar Modal

Capital Market Professional Development, Program Tingkatkan Jumlah Tenaga Profesional di Pasar Modal
ilustrasi (int)

Riauaktual.com – Sejak 2012, Indonesia sudah memasuki era bonus demogra. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan puncak bonus demogra akan tercapai pada periode 2028 sampai dengan 2030 dengan angka beban ketergantungan yang menyentuh nilai terendah sebesar 46,9 poin.

Bonus demogra ini hanya terjadi satu kali dalam perjalanan suatu bangsa dan Indonesia kini tengah berada di era tersebut sehingga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun mendatang.

Studi Bank Dunia menunjukkan bonus demogra berkontribusi sekitar 30% terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi di Asia, termasuk di Indonesia. BPS memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia di 2020 mencapai 271 juta jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahunnya mencapai 1,15%.

Dengan sebagian besar atau sekitar 48,8% penduduk Indonesia berada dalam kelompok umur muda, artinya kesempatan perekonomian Indonesia untuk lebih maju dan berkembang dengan lebih pesat lagi sangatlah besar.

Berdasarkan data Bank Dunia, pada 2003 jumlah kelas menengah di Indonesia hanya 37,7% dari populasi, tetapi pada 2010 kelas menengah Indonesia mencapai 134 juta jiwa atau 56,5%.

Masih menurut studi Bank Dunia, kalangan kelas menengah ini terbagi empat kelas. Pertama, kelas menengah dengan pendapatan Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per kapita per bulan (38,5%).

Kedua, kelas menengah dengan pendapatan Rp1,5 juta hingga Rp2,6 juta per bulan (11,7%). Ketiga, kelas menengah dengan pendapatan Rp2,6 juta hingga Rp5,2 juta per bulan (5%), dan keempat, golongan menengah berpendapatan Rp5,2 juta sampai dengan Rp6 juta per bulan (1,3%). Sayangnya, Bank Dunia kembali menyebutkan, di 2014 tercatat hanya 36,1% dari orang dewasa di Indonesia yang memiliki account di lembaga keuangan formal.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2016, baru sekitar 29,66% penduduk Indonesia yang memiliki kategori well literate atau melek pengetahuan keuangan. Tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal dan tingkat utilitas produk pasar modal sendiri tercatat masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan 5 industri jasa keuangan lainnya di Indonesia.

Oleh karena itu, selain harus masif melakukan sosialisasi dan edukasi melalui serangkaian program kepada masyarakat, pasar modal Indonesia juga dituntut harus memiliki tenaga profesional yang kompeten dan mampu menjawab tantangan di masa depan. Akan tetapi, sampai dengan saat ini jumlah tenaga profesional diindustri pasar modal Indonesia yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan bisnis pasar modal masih minim.

Mempertimbangkan hal-hal tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kembali menyelenggarakan Capital Market Professional-Development Program (CMPDP) pada tahun 2017. Proses seleksi dan rekrutment dilakukan secara terpusat oleh The Indonesia Capital Market Intitute (TICMI).

Program CMPDP pertama kali diluncurkan dalam pembukaan Investor Summit and Capital Market Expo 2015 pada 9 November 2015 lalu. Program CMPDP tahun 2016 sukses menarik antusiasme para calon profesional pasar modal terbukti dengan diikutinya seleksi awal oleh lebih dari 4.200 calon peserta dari seluruh Indonesia dan bahkan dari luar negeri.

Pada tahun 2017 ini, jumlah pelamar CMPDP sekitar 4770 calon peserta. Setelah melalui proses seleksi administrasi, seleksi tertulis CMPDP akan dilaksanakan serentak di 27 kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Banda Aceh, Medan, Padang, Pangkalpinang, Batam, Riau, Bengkulu, Lampung, Palembang, Jambi, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Denpasar, Balikpapan, Makassar, Ambon, Kendari, Manokwari, Jayapura dan Manado. Calon kandidat akan mengikuti proses test tertulis pada tanggal 3 – 4 Juni 2017 dan bagi peserta yang lulus tes tertulis tersebut akan mengikuti serangkaian tes lainnya sampai dengan terpilihnya peserta terbaik yang akan mengikuti 12 bulan program pengembangan dan 6 bulan on the job training.

Nantinya setiap lulusan CMPDP akan ditempatkan untuk bekerja di Self Regulatory Organization (SRO) atau aliasinya.  Dengan dibukanya CMPDP diharapkan dapat meningkatkan minat dan mengembangkan karir profesional di industri pasar modal Indonesia khususnya diSRO. CMPDP telah disosialisasikan melalui berbagai media publikasi dan bekerjasama dengan sejumlah Universitas di Indonesia. Dengan semakin banyaknya ketersediaan tenaga profesional di pasar modal, diharapkan dapat semakin menumbuhkembangkan industri pasar modal dalam beberapa tahun mendatang. Sehingga mimpi pasar modal Indonesia untuk menjadi yang paling besar di kawasan Asia Tenggara maupun Asia dapat terwujud di masa depan.


Tentang The Indonesia Capital Market Institute

The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) adalah sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan profesi pasar modal yang didirikan oleh Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI).

Pada tanggal 7 Desember 2015, TICMI secara resmi bergabung dengan PT Indonesian Capital Market Electronic Library (ICaMEL) yang sekaligus menjadi anak perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. TICMI bertekad untuk menjadi penyelenggara pendidikan dan pelatihan profesi pasar modal terkemuka yang diakui secara nasional dan internasional.

TICMI merupakan satu-satunya lembaga pendidikan dan pelatihan pasar modal yang sekaligus menyelenggarakan ujian sertifikasi profesi pasar modal di Indonesia. Seluruh lulusan TICMI diharapkan dapat membantu menciptakan dan mengembangkan pasar modal yang dinamis. (yan/rls)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index