Serangan WannaCry disebut sebagai perang era baru

Serangan WannaCry disebut sebagai perang era baru
ilustrasi

Riauaktual.com - Serangan siber Ransomware WannaCry yang melanda lebih dari 150 negara dan menjangkiti ratusan ribu perangkat di seluruh dunia disebut sebagai perang era baru oleh spesialis bidang keamanan siber.

"Ini merupakan perang baru, perang era baru. WannaCry baru permulaan perang. Dan mereka belum akan berhenti. Begitulah faktanya yang terjadi, dan ini sebuah mimpi buruk, ini baru langkah awal," kata Erwan Keraudy, pendiri CybelAngel, di kantornya di kawasan Montmartre, Paris, Prancis, Selasa (16/05/2017) waktu setempat.

Menurut Erwan, tidak sulit membuat "perang" di Internet.

"Semua perangkat punya kelemahan, hacker punya 'kunci' untuk bisa membuat banyak hal," ujar Erwan yang juga menjabat sebagai CEO CybelAngel itu.

Ia menambahkan, perang di internet lebih berbahaya.

"Kalau ada seseorang menyerang kamu di jalan, kita bisa lapor polisi dan polisi bisa menangkapnya. Tetapi kalau di internet, tidak bisa apa-apa," tuturnya.

Terkait ransomware WannaCry, Erwan menjelaskan program jahat itu diciptakan oleh sekelompok hacker bernama Shadow Brokers yang tahun lalu mengaku telah mencuri cache "senjata siber" dari Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA).

Shadow Brokers "hanya" membuat virus tersebut dengan dua "alat", yakni Eternal Blue dan DoublePulsar.

"Meskipun hanya dibuat dari dua alat, program ini sangat kuat," katanya.

"Setelah ada serangan siber itu, banyak klien saya yang menelepon mencari informasi soal virus tersebut," ungkap Keraudy.

Perusahaannya yang baru berdiri sejak tahun 2013, saat ini menangani proyek dari berbagai belahan dunia, 50 persen dan 40 perusahaan besar di Prancis, termasuk beberapa perusahaan Indonesia yang sedang dalam tahap proses kontrak.


Sumber : Antara

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index