Pemkab Siak Gesa Kota Kembar

Kerjasama Lintas Negara Serumpun Terwujud

Kerjasama Lintas Negara Serumpun Terwujud
Bupati Siak H Syamsuar disambut pejabat Konsulat Malaysia di Pekanbaru.

Riauaktual.com - Pemerintah Kabupaten Siak berencana menindaklanjuti kembali wacana Kota Kembar antara Siak-Melaka dan Siak-Trengganu, yang digagas beberapa waktu lalu melalui kesepakatan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI).

Bentuk kerjasama dua negara serumpun yang dirintis ini, didasarkan pada kuatnya ikatan sejarah, terkait kejayaan Kesultanan Siak di Semenanjung Melayu dimasa silam.

"Harapan kami, kerjasama lintas negara serumpun ini dapat segera terwujud. Sesuai hajat yang pernah disampaikan Kerajaan Trengganu dulu untuk membuat Kota Kembar Siak dan Trengganu. Demikian pula dengan Melaka, sudah tercapai kesepakatan melalui DMDI," kata Bupati Siak H Syamsuar, usai menggelar pertemuan dengan pejabat Konsulat Malaysia di Kantor Konsulat Malaysia, Pekanbaru Senin kemarin.

Pada kesempatan itu, Syamsuar bertemu pejabat Konsulat Malaysia Hardi Hamdin dalam suasana ramah-tamah, sembari membahas sejumlah potensi kerjasama yang dapat dikembangkan kedua pihak.

Untuk menindaklanjuti kerjasama luar negeri itu, Pemkab Siak sebut Syamsuar sebelumnya sudah mendapat restu dari Kementerian Dalam Negeri.

"Salah satu kebijakan luar negeri kita memperkuat hubungan kerjasama antar sesama negara-negara ASEAN," kata Bupati, yang bercita-cita menjadikan Siak sebagai kota warisan dunia, menyusul Penang dan Melaka itu.

Wacana Kota Kembar ini bukan tanpa alasan. Karena Kesultanan Trengganu punya ikatan yang kuat dengan masyarakat Siak baik dalam hal sejarah maupun budaya.

Sebagai kepala daerah, Syamsuar juga kerap kali bertukar pikiran dan mencuri ilmu dari para kepala daerah yang mengemban amanah di negeri Jiran itu. Bahkan kalau wacana ini terwujud, Syamsuar bercerita sempat tercetus ide membuat semacam kembaran Melaka River Cross dan Menara Taming Sari di Kota Siak oleh para pengusaha asal Malaysia.

"Khusus Trengganu, kita tahu bahwa salah satu makam Sultan Siak yaitu Sultan Yahya ada di Dungun Trengganu, yang masih terpelihara dengan baik oleh masyarakat disana. Baik Pemkab Siak maupu Kerajaan Trengganu, sebelumnya juga sudah saling melakukan kunjungan secara resmi," jelasnya.

Pejabat Konsulat Malaysia Hardi Hamdin mengaku gembira dengan ide Syamsuar itu. Dia akan menindaklanjuti rencana kerjasama dua negara serumpun itu. Terlebih lagi, penjajakan kerjasama dilakukan dengan Kabupaten Siak yang sudah dianggap tidak asing lagi oleh masyarakat Malaysia.

Uniknya kunjungan ini, disebut-sebut sebagai kunjungan pejabat bupati pertama di kantor perwakilan Kerajaan Malaysia di Provinsi Riau tersebut. "Andai kecik telapak tangan, nyiru kami tadahkan," seru Hardi, menirukan bidal orang tua-tua melayu dahulu.

Hamdi kemudian bertutur bahwa hubungan Siak dengan Malaysia ini cukup unik. Sebab kata dia, Negeri Istana punya ikatan sejarah tidak hanya satu kerajaan saja di Malaysia, tapi dengan tiga kerajaan sekaligus.

Secara tidak langsung, ikatan sejarah dan budaya ini menguntungkan bagi pengembangan pariwisata dan pelestarian warisan budaya melayu bagi Indonesia dan Malaysia.

"Siak punya tempat sejarah yang membanggakan, banyak orang baik saya maupun wisatawan asal Malaysia amat terkesan dengan Istana Aserayah El-Hasyimiyah, Balairung Sri, Tepian Bandar Sungai Jantan, berikut tata kota yang rapi bersih dan nyaman sangat menarik bagi wisatawan," puji Hamdi.

Untuk itu, pihaknya akan berupaya menjembatani penjajakan kerjasama itu dengan sasaran mengegenjot angka kunjungan asal wisatawan Malaysia ke Indonesia, khususnya Riau. Ia juga optimis target 10 persen dari 11,6 juta kunjungan wisatawan negeri Jiran dapat tercapai. (jas)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index