Jon Erizal: Potensi Wisata Riau Perlu Dikembangkan

Jon Erizal: Potensi Wisata Riau Perlu Dikembangkan
Jon Erizal saat di Duri.

RIAU (RA) - Bakal calon Gubernur Riau 2013-2018, H. Jon Erizal, SE, MBA, mengatakan Provinsi Riau memiliki kekayaan alam dan peninggalan budaya yang sangat tinggi nilainya. Jadi, amat disayangkan  bila potensi yang besar itu tidak dikembangkan menjadi objek  dan daerah tujuan wisata.

‘’Jika saya jadi gubernur nanti, saya akan dorong pariwisata Riau menjadi objek wisata kelas dunia,’’ ujarnya ketika bersilaturahim dengan 700-an kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  yang tergabung dalam tim pemenangan desa dan kelurahan se  Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir di Markas Dakwah, Duri.

Menurut Jon  Erizal,  apa yang dicita-citakannya itu bukan angan-angan belaka. Buktinya sudah ada yakni Wisata Bono di Pelalawan. Bono termasuk empat gelombang sungai yang terbaik untuk berselancar di dunia. ‘’Bersama Menko Perekonomian Hatta Rajasa, saya telah berkunjung ke Pelalawan. Dan Wisata Bono ini akan dikembangkan menjadi wisata kelas dunia,’’ kata putra kelahiran Bengkalis itu.

Dikatakan, ke depan kita tidak bisa lagi mengandalkan pendapatan dari hasil minyak bumi. Sebab, suatu saat minyak dan gas bumi akan habis, termasuk yang ada di Duri dan Pinggir. Karena itu, kata pengusaha minyak dan gas ini, kita harus mampu membaca potensi dan peluang yang dimiliki Riau. Potensi dan peluang yang ada di depan mata adalah pariwisata dan kebudayaan. ‘’Ini yang harus kita galakkan dan kembangkan,’’ ujar Jon yang didampingi Wakil Ketua DPW PKS Riau H. Hasyim Aliwa, Sekretaris PAN Riau Herman Gazali, Ketua tim pemenangan, Tengku Zulmizan Assagaf dan Ketua Umum PARRA Indonesia Rusli Halim.

Jon Erizal punya keyakinan jika potensi alam dan peninggalan budaya Riau dikelola secara baik dan professional, suatu waktu akan menjadi incaran wisatawan dunia. Cukup banyak potensi yang dimiliki seperti Istana Siak, Candi Muara Takus, Bakar Tongkang, Pacu Jalur, Bono, dan situs-situs sejarah lainnya. Semuanya harus ditata, dikelola dan ditawarkan dengan cara yang professional. Namun tentu harus didukung juga dengan sarana dan prasarana yang baik.

Jon mencontohkan beberapa negara tetangga dan lainnya yang mampu menjual objek wisata tersebut secara baik, meskipun keindahan dan nilainya masih jauh dibandingkan dengan objek milik kita. ‘’Mereka kadangkala hanya pandai menjual dengan menceritakan hikayat atau legenda, namun karena pandai menjualnya, akhirnya orang banyak berkunjung,’’ ujarnya seraya menyebut legenda beras terbakar di Langkawi, Malaysia, padahal tak ada lagi tanda-tandanya. (rls/ra)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index