BI : Sawit Masih Topang Ekonomi Riau 2013

BI : Sawit Masih Topang Ekonomi Riau 2013
(Ilustrasi int)

RIAU (RA)- Riau adalah penghasil sawit terbesar di Sumatra. Membaiknya harga komoditas kelapa sawit di pasaran global diharapkan akan menjadi salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi Riau.   

Kantor Perwakilan  Bank Indonesia Provinsi Riau bahkan memperkirakan tahun depan pertumbuhan ekonomi Riau  tidak akan jauh beda dengan periode se belumnya. Ekonomi Riau di prediksi akan tumbuh pada kisaran 7-7,5 persen tanpa migas dan 4-4,5 persen dengan migas. Demikian gambaran ini di sampaikan  Kepala Kantor  Perwakilan Bank Indonesia Provinsi  Riau  Hari Utomo.

Pada satu gelaran tradisi pemaparan pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya yang di kenal  Bankers Dinner . Katanya bankers dinner Tahun 2012 ini akan menjadi gawean yang terakhir Bank Indonesia. Pasalnya  tahun 2014 bidang pengawasan sudah di ambil alih oleh OJK.

Menurut Hari,  kebijakan BI  untuk menghadapi tantangan ekonomi global adalah menciptakan perekonomian Indonesia tetap tumbuh berkesinambungan.

Perekonomian nasional dan daerah diyakini masih cukup stabil di tengah-tengah lemahnya ekonomi dunia.
Bank Indonesia optimis tahun depan prospek ekonomi Riau masih akan cerah. Membaiknya harga sawit di pasaran global jadi salah satu pemicunya.

"Untuk Riau kami perkirakan tahun depan pertumbuhan ekonominya tidak akan jauh beda dengan periode se belumnya, yaitu tumbuh pada kisaran 7-7,5 persen tanpa migas dan 4-4,5 persen dengan migas," ujar Hari Utomo.

Menurut Hari  stabilitas politik tahun depan terkait Pilkada Gubri diramal bakal memicu naiknya tingkat konsumsi. Plus pelaksanaa iven multinasional diperkirakan berpotensi menjadi upside risk, sehingga dengan adanya faktor tersebut pertumbuhan ekonomi Riau diharapkan dapat mencapai batas yang diharapkan.

"Di sisi lain inflasi kami prediksi masih akan berada di kisaran 4,5 persen. Beberapa hal juga berpotensi melambungkan inflasi daerah dari prediksi kami yakni rencana kebijakan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 15 persen," ulasnya.

Selain itu juga peluang daerah untuk menyesuaikan tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) menjadi 10 persen. Bisa meningkatkan pendapatan Asli Daerah (PAD).(RA5)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index