Riauaktual.com - Masyarakat Minahasa Sulawesi Utara terkenal doyan menyantap menu masakan berbahan dasar daging hewan liar. Tak pernah diketahui sejak kapan mereka mulai mengonsumsi menu tak lazim tersebut, namun pastinya kegemaran ini sudah berlangsung turun temurun.

Setiap hari, daging hewan liar yang dijual di Pasar Beriman Tomohon selalu jadi buruan warga. Kelelawar atau Paniki nama lokalnya, babi hutan, tikus hutan, biawak, anjing, kucing, bahkan ular selalu laris manis dibeli. Menu ekstrem ini hampir selalu disajikan di rumah warga terlebih di hari raya tertentu.

Ular, pada umumnya menimbulkan teror tersendiri bagi warga jika dalam keadaan hidup. Namun dalam keadaan mati, ular jenis piton adalah kenikmatan tersendiri bagi yang doyan apalagi jika sudah bercampur bumbu masak. Biasanya, daging piton dimasak santan hingga kering.

"Bumbu biasa seperti bumbu woku belanga namun dicampur santan dan dimasak hingga santannya agak kering. Cabainya dibanyakin biar tambah mantap dan ada sensasi pedas, makan hingga keringatan. Wah mantap," tutur Nikson, warga Tondano yang berburu daging piton di Pasar Tomohon, sebagaimana dikutip dari merdeka.com, hari ini.

Nikson sendiri mengaku, kegemaran mengonsumsi ular sudah sejak kecil lantaran orang tuanya juga terbiasa. Menurutnya daging piton empuk dan gurih mirip ayam. Bedanya daging hewan melata ini dipercaya menambah vitalitas bagi lelaki.

Senada, Lexi Palit pedagang daging ular warga Tomohon mengatakan daging piton berwarna putih memiliki banyak otot. Inilah yang membuat ular besar ini kuat ketika melilit korban.

"Itu juga yang bikin kita merasa lebih kuat dan bersemangat usai menyantap dagingnya," jelas Lexi.

Di Pasar tomohon, daging piton dijual dengan harga Rp 40 sampai 50 ribu per kilogram dan selalu terjual sekitar 10 kilogram perhari per pedagang. Di hari raya, biasanya angka penjualan akan meningkat sekitar sepuluh kali lipat dan mendatangkan berkah tersendiri bagi pedagang.