Tekan Kasus DBD, Diskes Pekanbaru Sosialisasikan Satu Rumah Satu Jumantik

Tekan Kasus DBD,  Diskes Pekanbaru Sosialisasikan Satu Rumah Satu Jumantik
kasus dbd

Riauaktual.com - Tekan angka Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekanbaru Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru bersama DPRD Kota Pekanbaru, Selasa (11/4/2017) menggelar sosialisasi program gerakan 1 rumah 1 kader juru pemantau jentik (Jumantik).

Kepala Diskes Pekanbaru, Helda S Munir, usai membuka sosialisasi ini mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk menekan jumlah kasus DBD di Pekanbaru agar tidak terus meningkat.

"Dengan sosialisasi satu jumantik untuk satu rumah. Diharapkan bisa menekan kasus DBD. Meskipun kita tahu Pekanbaru termasuk daerah endemis demam berdarah dengue (DBD)," ujarnya.

Menurut Helda, meski kasus DBD di Pekanbaru saat ini terbilang tinggi. Namun jumlahnya belum memasuki Kejadian Luar Biasa (KLB). Pasalnya kasus pada tahun ini diminggu yang sama, cendrung lebih sedikit dari tahun lalu yang mencapai 409 kasus.

"Jumlah kasus DBD tertinggi berada di tahun 2016 dengan total sebanyak 873 kasus dengan 10 orang meninggal. Sementara untuk pekan ke 14 tahun 2017 sudah ada 205 kasus dengan 1 orang meninggal," papar Helda.

Helda menambahkan, bertambahnya kasus DBD setiap minggu disebabkan faktor cuaca yang tidak bersahabat. Untuk itu, pihaknya terus meminta  kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kondisi fisik.

"Sekarang sedang pancaroba. Menjaga kebersihan lingkungan itu yang utama," ungkapnya.

Lebih jauh dikatakan Helda, untuk obat abate dan racun malathion yang dipakai. Diskes Pekanbaru sudah menyiapkannya untuk satu tahun ke depan. Namun untuk penggunaan fogging harus sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).

"Apabila ada kasus, Diskes lakukan penyelidikan etiomologi. Jika dinyatakan ada jentik nyamuk, baru dilakukan fogging," tutupnya.

Sementara Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, Nofrizal yang turut hadir menambahkan, bahwa tindakan fogging bukan solusi untuk membrantas DBD.

"Fogging itu hanya untuk membunuh nyamuk dewasa dan tidak berdampak pada telur. Jadi yang dapat memperkecil angka DBD ini hanyalah membersihkan lingkungan dan tempat tinggal dengan menerapkan 3 M plus," katanya.

Menurut Nofrizal, fogging yang dilakukan selama ini memiliki kadar racun tersendiri dan hanya bisa dilakukan oleh pihak kesehatan yang terlatih.

"Tidak bisa sembarangan. Kalau tidak hati-hati akan berdampak pada kesehatan manusia dan membuat nyamuk jadi resisten atau kebal racun," akhirnya. (yan)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index