Mensos: lindungi suku Mante

Mensos: lindungi suku Mante
Video pengendara motor trail menemukan orang kerdil diduga warga suku Mante

Riauaktual.com - Masih ingat dengan heboh video rombongan kroser bertemu manusia kerdil di belantara Aceh yang diduga warga suku Mante? Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menegaskan pemerintah akan melindungi seluruh warga negara Indonesia, tak terkecuali warga suku Mante yang tinggal di pedalaman Aceh.

Perlindungan mencakup habitat, ekosistem, dan kearifan lokal mereka sehingga akar budaya Suku Mante tidak hilang. Penegasan itu disampaikan Mensos dalam pertemuan forum koordinasi pemberdayaan komunitas adat terpencil tahun 2017 dengan tema pembahasan Suku Mante.  

Dalam pertemuan ini hadir sebagai pembicara Antropolog Universitas Indonesia Prof Budhisantoso, Antropolog Universitas Gajah Mada Prof. Dr. Sjafri Sairin, Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh Al Hudri, serta kesaksian Fauzan Adhim warga Aceh yang pernah berinteraksi dengan warga Suku Mante.   

"Sebagai langkah awal dalam upaya perlindungan, saat ini Kemensos tengah menelusuri keberadaan warga Suku Mante untuk memastikan keberadaan mereka dan memperkuat ekosistem mereka. Tim kami juga tengah mengumpulkan hasil-hasil studi, kajian dan literatur tentang kondisi sosial budaya mereka untuk menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan," kata Mensos dalam keterangan pers yang diterima Rimanews, hari ini.

Akhir Maret lalu, media sosial dihebohkan dengan penampakan manusia kecil yang disebut-sebut sebagai orang dari Suku Mante, yang terekam kamera sejumlah pengguna motor trail di pedalaman Aceh. Video itu tersebut pertama kali diunggah di jejaring YouTube berjudul "HEBOH! Kaget ada orang telanjang di hutan Aceh" oleh pemilik akun Fredography pada 22 Maret. Video tersebut berdurasi 1 menit 57 detik.

Khofifah menjelaskan, viralnya video para pengendara trail yang bertemu manusia kerdir yang diduga warga Suku Mante itu menimbulkan beragam reaksi. Banyak orang ingin memburu dan mencari tahu hingga ke hutan-hutan di Aceh yang dikhawatirkan dapat mengganggu kehidupan warga Suku Mante. Mensos karena itu telah meminta kepada Dinas Sosial Provinsi Aceh untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa keberadaan suku ini harus dilindungi bersama-sama.

"Suku Mante ini sudah ada sejak lama dan mereka berada di hutan dan gua. Andaikan menemukan, jangan diburu atau ditakut-takuti. Karena mereka juga manusia, sama seperti kita," katanya, sebagaimana dikutip dari rimanews.

Dari pengakuan seorang warga Aceh Tengah, Fauzan, ia mengaku pernah berinteraksi dengan salah seorang warga Suku Mante pada 2014. Saat itu ia bahkan ditolong dengan ditunjukkan arah yang benar saat tersesat di hutan. Caranya dengan menggoreskan kuku jari tangannya di tanah ke kanan, ke kiri, atau lurus untuk menunjukkan jalan keluar dari hutan.

"Pak Fauzan juga pernah menemukan warga Suku Mante berjenis kelamin perempuan yang meninggal di hutan karena tangannya tertusuk jebakan untuk badak. Saat itu beliau salatkan jenazah dan menguburkannya di hutan. Jadi benar adanya mereka tinggal di dalam hutan. Maka saya imbau kita lindungi mereka, jangan diburu," papar Khofifah.

Dirjen Pemberdayaan Sosial Hartono Laras mengungkapkan berdasarkan laporan dari Dinas Sosial Provinsi Aceh, Suku Mante tersebar di 14 lokasi di Provinsi Aceh di antaranya di Kawasan Samarkilang Bener Meriah, Gunung Goh Pase Aceh Utara, Kaki Gunung Halimun Pidie, Hutan Pameu Aceh Tengah, Hutan Kappi Gayo Lues, dan lain- lain. Jumlah warga belum dapat dikonfirmasi secara pasti mengingat keberadaan mereka yang sulit terdeteksi.

"Dari ciri fisik mereka memiliki tinggi sekitar 90 centimeter, telapak kaki seperti manusia namun lebih lebar pada ujung jari, telinga agak runcing ke atas bentuk muka bulat, berotot, perempuannya memiliki bulu halus di seluruh badan sementara pria tidak berbulu. Makanan mereka ikan, ayam hutan, lumut di bebatuan, Kumer (salak hutan), dan dedauan," ujar Fauzan.

Mereka, kata Fauzan, memiliki kecenderungan seperti manusia namun menghindar dari manusia jika merasa terganggu, sering ditemukan sendiri, suka mengintai kehidupan manusia, suka tanah yang becek, tidak menggunakan api dalam menjalani hidup. Serta di dalam hutan mereka tidak mengikuti koridor satwa sehingga tidak terekam di kamera Trap yang dipasang di sejumlah titik di hutan Aceh oleh aktivis lingkungan.

"Lingkungan sekitar Suku Mante harus dijaga karena suku ini merupakan aset bangsa untuk dilestarikan. Bagi Kemensos, mereka adalah warga negara Indonesia dan harus kita berdayakan," tutup Mensos.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index