Riauaktual.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku siap dipasangkan dengan Ridwan Kamil dalam pemilihan gubernur Jawa Barat 2018 mendatang, tapi, dengan catatan tidak ada syarat apapun dari partai politik yang akan mengusungnya.

Berbicara di Gedung Sate, Bandung, seperti dikutip dari Antara hari ini, pria yang akrab disapa Demiz itu menyebut dirinya bisa saja disandingkan dengan Ridwan Kamil jika partai koalisi meminta hal tersebut.

"Semuanya masih mungkin, masih cair. Belum ada yang pasti menjadi Jabar 1 dan Jabar 2, kan sangat mungkin terjadi," kata Deddy.

Ridwan Kamil memastikan diri maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat melalui Partai NasDem dan partai besutan Surya Paloh itu telah mendeklarasikan pencalonan Emil beberapa hari lalu.

Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Indo Barometer menyatakan elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tertinggi dibandingkan 14 nama lainnya yakni sekitar 22 persen sebagai calon gubernur Jawa Barat.

Jika ada 14 nama calon gubernur Jabar yang ditanyakan kepada responden, maka hasilnya Ridwan Kamil menempati posisi pertama yakni 22 persen, Deddy Mizwar diposisi kedua 14,1 persen, disusul Dede Yusuf 11,8 persen. Selanjutnya Dedi Mulyadi 7,3 persen, Rieke Diah Pitaloka 2,4 persen dan yang belum menjawab 34,6 persen.

Meskipun dari aspek elektabilitas sosok Ridwan Kamil unggul, namun dari aspek pengenalan atau popularitas masih kalah dengan sosok Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.  Lima calon dengan tingkat pengenalan tertinggi adalah Deddy Mizwar 97,8 persen, Desy Ratnasari 92,1 persen, Dede Yusuf 91,3 persen, Rieke Diah Pitaloka 72,5 persen dan Ridwan Kamil 65,4 persen.

Deddy mengatakan pernah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, dan ketika itu dia sempat bercanda. Kepada Jokowi dia berkata, jika disandingkan dengan Ridwan Kamil, maka kursi menuju Jabar satu akan sangat mudah.

"Beliau (Jokowi) nanya bagaimana Pilgub. Menurut saya dari hasil survei saya dengan Kang Emil tertinggi, kalau kami bareng-bareng, jangan-jangan lawan kotak kosong," kata dia.

Tapi, menurut Deddy, semua tergantung usulan koalisi partai politik. "Kalau ada janji-janji politik yang harus saya ikutin dan tidak bisa saya penuhi, saya tidak bisa juga penuhi," kata dia.