Melihat Keris Bali dari Abad ke-13 yang Ditemukan di Sumatera

Melihat Keris Bali dari Abad ke-13 yang Ditemukan di Sumatera
Elza Astari Rd/detikcom

Riauaktual.com - Meski terkesan old school, keris masih menjadi primadona bagi banyak orang. Banyak kolektor yang tak segan mengeluarkan 'mahar' besar saat berburu keris.

DPR menggelar pameran Keris Bali dan Lombok selama beberapa hari ini. Berbagai keris sepuh langka dan unik banyak dipamerkan dan menarik perhatian.

Seperti sebuah keris yang ditunjukkan kurator keris Basuki Teguh Yuwono kepada Wakil DPR Fadli Zon, Rabu kemarin. Fadli sendiri terkenal sebagai politikus yang menyukai benda antik, termasuk keris.

Basuki menunjukkan keris tersebut kepada Fadli. Keris itu berwarna gelap, termasuk sarungnya. Basuki memberi tahu Fadli, keris itu merupakan keris khas Bali dan Lombok namun ditemukan di Sumatera.

"Uniknya lagi ini ditemukan oleh Pak Rudi Oei di Sumatera. Karakteristik Kediri nya, Singasari nya masih kental. Sehingga ini secara aspek historis sangat luar biasa," jelasnya.

"Menandai jenjang ya," tambah Fadli.

Dijelaskan Basuki, keris unik itu diperkirakan produk buatan abad ke-13. Selain itu, keris itu kemungkinan ditemukan setelah lama tertimbun di sungai.

"Ini kisaran abad ke-13 awal. Kemungkinan ini temuan. Kadang-kadang keris ditemukan di sungai, ketika orang menggali tanah dan sebagainya," sebut Basuki.

Para ahli keris bisa memperkirakan hal tersebut lewat berbagai ciri yang ada. Seperti keris milik kolektor Medan tersebut yang tampak telah lama terpendam.

"Kalau melihat karakteristik bilahnya ini, tampak di permukaannya pernah terjadi aspek korosi yang cukup tinggi. Namun kemudian dirawat dengan baik dan kondisinya sangat bagus," urai dia.

Basuki menjelaskan, keris sepuh memang sering kali banyak ditemukan orang di sekitar sungai-sungai. Untuk di Sumatera, keris menurutnya banyak ditemukan di Sungai Musi, sementara untuk Jawa, keris banyak ditemukan di Bengawan Solo.

"Di sepanjang Sungai Musi, kemudian di Bengawan Solo di Jawa banyak dijumpai keris-keris. Kan dulu jalur transportasi kan sungai, kemudian terjadi peperangan (warga banyak) nyebrang sungai. Sehingga banyak barang-barang yang jatuh ke sungai, salah satunya keris," jelas Basuki.

Karakter keris yang dipamerkan ini menurutnya memiliki karakteristik seperti keris-keris era Kerajaan Singasari atau Kediri. Karakteristik seperti itu lah yang kemudian berkembang di Bali dan Lombok.

"Jadi bisa dikatakan, salah satu prototype dasar perkembangan keris Bali, bersumber dari Keris Singasari. Kan ukurannya membesar, bentuk rerincikan-nya seperti Bali. Setiap keris punya bentuk yang beda," paparnya.

"Rupa bentuk keris itu disebut dapur, itu tipologi bentuk. Itu terdiri dari ribuan bentuk. Motif pamor juga ribuan," sambung Basuki.

Selain pameran, acara kerja sama antara DPR dan Serikat Nasional Keris Indonesia (SNKI) tersebut juga memfasilitasi bursa. Para pecinta dan kolektor bisa jual-beli keris.



Sumber : detik.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index