Neraca Perdagangan Februari Diperkirakan Surplus

Neraca Perdagangan Februari Diperkirakan Surplus
ilustrasi

Riauaktual.com - Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2017 diperkirakan kembali mencetak surplus sebesar US$1 miliar, dengan proyeksi total nilai ekspor di kisaran US$12,5 miliar dan proyeksi impor di kisaran US$11 miliar. Proyeksi surplus tersebut, sedikit lebih rendah dari surplus Januari.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, surplus tersebut ditopang dari membaiknya harga komoditas pada Januari 2017. Namun, pemerintah harus tetap mewaspadai kondisi harga komoditas ke depan.

“Harga komoditas akan bertahan berapa lama? Karena di bulan Maret ini, harga minyak sedang turun,” kata Bhima, melalui pesan singkatnya sebagaimana dikutip dari VIVA.co.id, Jakarta Rabu 15 Maret 2017.

Selain dari harga komoditas, dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi China menjadi 6,5 persen tahun ini juga memberikan kekhawatiran akan berpengaruh terhadap permintaan dari negara tersebut. Sebab, China masih menjadi pangsa pasar ekspor terbesar Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, total ekspor non minyak dan gas Indonesia ke negeri Tirai Bambu itu sepanjang Januari mencapai US$1,5 miliar, atau 12,80 persen dari total nilai ekspor. Sementara itu, di posisi kedua, ditempati Amerika Serikat dengan nilai ekspor US$1,43 miliar.

“Memang tidak ada cara lain selain mendorong hilirisasi industri, dan menarik sektor investasi di industri pengolahan,” katanya.

Sebagai informasi, neraca perdagangan pada Januari 2017 mengalami surplus sebesar US$1,40 miliar, dengan total nilai ekspor senilai US$13,38 miliar dan impor US$11,99 muliar. Surplus tersebut, merupakan yang terbesar sejak Januari 2014 secara bulan ke bulan.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index