Dirgantara Indonesia ekspor 11 pesawat

Dirgantara Indonesia ekspor 11 pesawat
Pesawat NC212

Riauaktual.com - PT Dirgantara Indonesia akan mengekspor 11 pesawat ke berbagai negara pada tahun ini, dan Filipina menjadi negara pemesan terbanyak untuk pesawat jenis NC212.

"Kalau lihat, dari Senegal 1 unit CN235, Ivory Coast (Pantai Gading) 1 unit CN235‎. Thailand kami mau jual 2 unit 212 pada Ministry of Agriculture langsung business to goverment dan Filipina ada permintaan 7 unit 212," kata Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT DI Budiman Saleh seperti dikutip indonesia-aerospace.com, hari ini

Sejak awal berdirinya PT Dirgantara Indonesia (Persero) pada tahun 1976, BUMN strategis ini tercatat sudah memproduksi 403 pesawat terbang dengan berbagai jenis.

Dari data PTDI produksi pesawat terbanyak PTDI adalah jenis NBO105 sebanyak 122 unit. NBO105 adalah sebuah helikopter ringan, serbaguna, dan memiliki mesin ganda.

Kedua adalah NC212 yang sudah diproduksi sebanyak 105 unit dan kemudian disusul oleh CN235 sebanyak 64 unit. CN235 adalah sebuah pesawat penumpang sipil (airliner) angkut turboprop kelas menengah bermesin ganda. Pesawat ini banyak digunakan oleh angkatan militer negara di dunia, seperti Angkatan Udara Spanyol, Angkatan Udara Turki, dan tentunya Angkatan Udara Indonesia.

Budiman mengatakan untuk pesawat PTDI jenis CN235 dibanderol dengan harga sekitar US$ 25 juta-US$ 30 juta per unit. Sedangkan NC212 dibanderol seharga US$ 12 juta per unit.

Budiman mengungkapkan, tingginya minat negara-negara di Afrika dan ASEAN terhadap pesawat buatan Indonesia lantaran dinilai mempunyai teknologi terkini, memiliki jaminan garansi yang pasti, adanya fasilitas perawatan dan karena kesamaan budaya.

‎"Pertama teknologi, competitiveness, dan culture people to people. Jadi untuk menyesuaikan keinginan dari mereka dan pemenuhan teknologi dari produk kita too easy to communicate, open mind. Pada saat sudah dikirim itu ada warranty, services. Dan kita menempatkan technical representative kita di Afrika," jelas dia.

Namun demikian, lanjut Budiman, pesawat produksi Indonesia juga bersaing ketat dengan produk sejenis dari negara lain. Bahkan dengan pesawat bekas dari China. ‎"Ada Spanyol, Italia, China. China juga bisa masukkan pesawat bekas," tandas dia.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index