3.000-an Sapi Bali di Rohul Mati Diserang Virus Jembrana

3.000-an Sapi Bali di Rohul Mati Diserang Virus Jembrana
ilustrasi sapi mati

Riauaktual.com - Disnakbun laporkan tiga ribuan sapi petani di Rohul mati akibat virus jembrana. Dampak lainya, banyak petani yang menjual ke agen dengan harga murah.

Virus Jembrana masih menyerang sapi jenis Bali milik peternak di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Namun demikian, jumlah sapi yang mati akibat terserang virus jauh berkurang.

Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Rohul, Sri Hardono, mengatakan virus Jembrana menyerang ribuan sapi Bali di sejumlah kecamatan.

Data terakhir, lebih dari 3.000 ekor sapi jenis Bali mati mendadak, dan sebagian dijual oleh peternak ke belantik (agen sapi) dengan harga murah, sekira Rp4 juta per ekor.

"Tapi sekarang sudah berangsur mulai hilang, tidak seperti pada akhir 2016 lalu, sapi yang mati begitu banyak akibat virus Jembrana," jelas Sri Hardono di kantor Disnakbun Rohul, Senin (13/3) sebagaimana dikutip dari riauterkini.com.

Hardono mengakui sejak virus Jembarana menyerang, peternak sempat panik. Disnakbun Rohul segera bertindak, namun tidak sedikit peternak yang merugi karena sapi peliharaan mati, dan ada yang dijual murah.

Ia mengakui virus Jembrana mewabah, karena sapi yang masih dalam pengobatan dilepas oleh peternak, sehingga sapi Bali yang sehat tertular dari liur sapi yang mengidap virus Jembrana.

"Sapi (Bali) yang terindikasi terserang virus Jembrana harus segera diobati dan dikandangkan. Ini dilakukan agar virus tidak menyebar ke sapi yang sehat," katanya.

Hardono mengimbau ke peternak di Rohul agar tidak langsung menjual sapinya dengan harga murah yang terindikasi Jembrana. Diakuinya, sapi masih bisa diobati.

"Segera laporkan kalau sapi terindikasi terserang virus (Jembrana)," saran Sri Hardono.

"Saya juga mengimbau ke masyarakat jangan mau ditakut-takuti oleh belantik yang mau membeli sapi dengan harga murah, karena sapi yang terindikasi tidak langsung mati," tambahnya.

Hardono menambahkan virus Jembrana masih menyerang sapi di lima kecamatan, seperti di Kecamatan Rambah Samo, Rambah, Bangun Purba, dan Rambah Hilir, dan Tambusai Utara. Namun, jumlah sapi yang terserang jauh berkurang.

Diasuransikan

Program asuransi dicanangkan Pemerintah Pusat belum dimanfaatkan kalangan peternak sapi, meski Disnakbun Rohul sudah gencar melakukan sosialisasi.

Kepala Disnakbun Rohul, Sri Hardono, mengatakan program asuransi sapi dilakukan pemerintah adalah untuk mengantisipasi peternak tidak merugi.

Sejauh ini, Disnakbun Rohul baru sosialisasikan program asuransi ternak bersubsidi ke para peternak sapi di Kecamatan Rambah dan Kecamatan Rambah Hilir.

Asuransi subsidi dari pemerintah untuk 120 ribu sapi. Disnakbun Rohul sendiri mendapatkan kuota 4.000, dan menargetkan 10 persen sapi terdaftar, namun baru 437 sapi yang sudah diasuransikan oleh peternak.

"Baru 437 ekor sapi yang sudah diasuransikan oleh peternak. Padahal target kita empat ribu sapi yang diasuransikan," jelas Sri Hardono.

Sri Hardono mengatakan banyak keuntungan sapi diasuransikan. Bila sapi milik peternak mati atau hilang dicuri tetap akan mendapatkan klaim Rp10 juta per ekor.

Para peternak hanya dikenakan biaya Rp40 ribu per ekor per tahun. Iuran lebih murah karena disubsidi oleh pemerintah pusat sebesar Rp160 ribu.

Sapi yang bisa diasuransikan sendiri yang tergabung dalam kelompok, tidak bisa milik perorangan. Hardono sarankan peternak bila ingin mendaftarkan sapi ke asuransi agar bergabung lebih dulu ke kelompok.

"Sapi milik perorangan tidak bisa didaftarkan asuransi. Harus bergabung dulu ke kelompok," tandas Sri Hardono.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index